Internet seperti Pisau Bermata Dua, Anak-anak Harus Dilindungi

Tangkas Berinternet Bagi Anak.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Koordinator Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rizki Ameliah, mengatakan Hari Internet Aman (Safer Internet Day) yang jatuh pada bulan ini perlu diimbangi dengan literasi digital baik bagi anak maupun orangtua, agar mereka dapat berselancar di dunia maya dengan aman.

Pernah Diblokir Kominfo Karena Berpotensi Jadi Judi Online, HGI Hapus Fitur Kirim Koin

Hal ini didorong dengan meningkatnya pengguna internet termasuk anak-anak yang sudah terpapar teknologi digital sejak dini (digital native).

"Kita tidak memungkiri bahwa internet telah menghadirkan peluang dan solusi terutama di tengah pembatasan edukasi dan pembelajaran karena pandemi," kata dia, Minggu, 20 Februari 2022.

Masjidil Haram dan Nabawi Gunakan Teknologi Canggih Atur Suhu Ruangan Agar Jemaah Haji Nyaman

Menurutnya, internet memungkinkan informasi yang luas dan gratis, namun juga seperti pisau bermata dua, ruang digital juga ada dampak negatif seperti adanya cyberbullying, cybercrime, hingga eksploitasi seksual online, sehingga proporsi internet yang meningkat ini juga perlu diimbangi dengan literasi dan talenta digital.

Lebih lanjut, Rizki mengatakan Siberkreasi Kominfo memberikan pelatihan digital untuk masyarakat melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi Kominfo (GNLD Siberkreasi), yang menjangkau setidaknya 12,5 juta peserta kecakapan digital tingkat dasar.

Irish Bella Ungkap Sosok Pengganti Ammar Zoni yang Selalu Ada untuk Anak-anaknya

Ia menjelaskan bahwa ada empat pilar literasi yang penting untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yaitu kecakapan digital (digital skill), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), dan keamanan digital (digital safety).

Digital skill sendiri berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya digital culture merupakan bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan tetap memiliki wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan.

Sementara itu, digital ethics adalah kemampuan menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut, digital safety adalah kemampuan masyarakat untuk mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.

Selain melalui GNLD Siberkreasi, Kementerian Kominfo juga menjangkau 100 ribu peserta kecakapan digital tingkat menengah melalui Digital Talent Scholarship (DTS), dan 300 peserta kecakapan digital tingkat lanjutan melalui Digital Leadership Academy (DLA).

Pada 2024, GNLD Siberkreasi diharapkan mencapai 50 juta peserta, 700 ribu peserta untuk DTS, dan 1.200 peserta untuk DLA.

Program tersebut hadir sebagai program stimulus yang sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait penyiapan kebutuhan 9 juta SDM bidang digital selama 15 tahun ke depan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia.

"Ini adalah bekal kita untuk mempersiapkan diri dan mengoptimalkan potensi di era transformasi digital. Program ini terus dijalankan untuk menjangkau masyarakat Indonesia hingga pelosok negeri," ujar Rizki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya