Orang Indonesia Habiskan 8,5 Jam untuk Main Game

Lee Marvin, Vice President of Enterprise Product Agate.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad Naufal

VIVA – Media game sudah menjadi tren konsumsi sehari-hari masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Lee Marvin, Vice President of Enterprise Product Agate.

Moonton Cares dan Hope Cup Kolaborasi dengan Akademi Garudaku

Berdasarkan data dari Asosiasi Games Indonesia (AGI) yang menunjukkan sebanyak 190 juta jiwa atau 2/3 dari total populasi masyarakat Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 8,5 jam per minggu untuk bermain game.

Menariknya, dari 190 juta orang tersebut, 30 persen atau 57 juta, merupakan anak di bawah usia 20 tahun atau masih dalam usia sekolah. Lebih lanjut, Lee mengatakan bahwa generasi ini nantinya dapat disebut sebagai native game generation.

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

“Nantinya, ketika mereka sudah besar bisa menjadi generasi yang namanya native game generation atau anak-anak yang sudah terbiasa berkomunikasi atau berinteraksi lewat game,” paparnya, Kamis, 14 Juli 2022.

Meskipun begitu, Lee menambahkan, media game juga dapat memberikan dampak positif terhadap metode pembelajaran anak. Ia lalu mencontohkan startup edutech Ruangguru.

Sosok Pria yang Ikut Terseret Kasus Narkoba Chandrika Chika, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

“Dampak positifnya metode pembelajaran dengan game itu waktu yang dikonsumsi anak-anak bisa jadi lebih panjang secara rata-rata. Dengan adanya game itu sampai 3,5 kali lipat lebih engaged dibanding metode biasa,” klaim dia.

Sebelumnya, Agate menjalin kerja sama dengan Majamojo, joint venture (JV) besutan Telkomsel dan GoTo. Keduanya mengawali dengan peluncuran Memories di kawasan Asia Tenggara.

“Setelah aktif membangun industri video game Indonesia, kini kami siap untuk mencapai tujuan lebih tinggi. Dengan kerja sama ini, saya pikir bersama Majamojo bisa merilis banyak game favorit ke dunia, yang dibuat oleh talenta asli Indonesia," ujar Shieny Aprilia, CEO Agate.

Majamojo memiliki tujuan untuk menjadi penerbit yang mendorong penetrasi game buatan lokal. Kemudian, mencoba untuk mengungkapkan potensi terbesar para developer, terutama yang judul-judul menyambangi platform mobile.

Sedangkan Agate, sebuah perusahaan pengembang game yang sudah berdiri sejak 2009. Hingga saat ini, mereka telah meluncurkan lebih dari 300 judul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya