Astronom Memetakan Bagaimana Matahari Mati

Matahari.
Sumber :
  • Bizsiziz

VIVA Tekno – Bintang mempunyai beberapa tahap kehidupan sebelum akhirnya mati. Matahari kita akan terus tumbuh lebih panas selama beberapa miliar tahun ke depan, sampai akhirnya kehabisan hidrogen untuk melebur di intinya.

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Inti akan mulai berkontraksi, sebuah proses yang membawa lebih banyak hidrogen ke wilayah di sekitar inti, yang membentuk cangkang hidrogen. Hidrogen ini kemudian mulai melebur, membuang helium ke dalam inti dalam proses yang disebut pembakaran cangkang.

Atmosfer luar Matahari akan mengembang, bahkan mungkin sampai ke orbit Mars yang mengubahnya menjadi raksasa merah. Pada akhirnya, sang Surya akan kehabisan hidrogen dan helium, mengeluarkan semua materi luarnya untuk membentuk nebula planet.

Kapan Bumi Kiamat?

Intinya akan runtuh menjadi katai putih, yang membutuhkan waktu triliunan tahun untuk benar-benar dingin, menurut laman Science Alert, Senin, 15 Agustus 2022.

Waktu akhir kehidupan bintang tergantung pada karakteristik individu masing-masing. Cara terbaik menemukannya adalah dengan menelusuri Bima Sakti untuk mencari bintang mirip Matahari pada berbagai tahap kehidupan, lalu merangkainya ke dalam garis waktu yang memodelkan masa lalu dan masa depan.

Matahari Putra Prima Ditinggal Resign 3 Bosnya, Ada Apa?

Dengan rilis data terbaru dari proyek pemetaan Galaksi Bima Sakti Badan Antariksa Eropa, diketahui garis waktu paling rinci dari kehidupan Matahari.

Misi utama Gaia adalah memetakan Bima Sakti dengan presisi tertinggi, dan dilengkapi dengan seperangkat instrumen untuk tugas itu. Ini melacak posisi dan gerakan bintang di langit, sambil melakukan pengamatan terperinci dari kecerahan dan klasifikasi spektral setiap bintang.

Gerhana Matahari dilihat dari Aceh

Photo :
  • Istimewa

Nilai-nilai ini dapat digunakan untuk menentukan faktor-faktor seperti komposisi kimia dan suhu. Mereka juga dapat diplot pada grafik yang dikenal sebagai diagram Hertzsprung-Russell, yang memberikan perkiraan usia bintang.

Massa bintang, tidak benar-benar berubah seiring bertambahnya usia. Tetapi suhunya, cukup signifikan berdasarkan fusi nuklir yang terjadi di inti bintang, yang diamati sebagai perubahan kecerahan.

Matahari kita diklasifikasikan sebagai bintang deret utama tipe-G , atau katai kuning. Usianya sekitar 4,57 miliar tahun atau sekitar setengah dari umur deret utamanya.

Itu juga memiliki fusi termonuklir inti, menghasilkan suhu permukaan 5.772 Kelvin. Ini berarti bintang tipe G akan memberi kita gambaran yang cukup bagus tentang bagaimana Matahari kita dapat terus membakar bahan bakar dan kapan akhirnya akan gagal.

Creevey dan timnya mulai menyisir data Gaia karena menginginkan pengamatan presisi bintang dengan suhu yang relatif lebih dingin antara 3.000-10.000 Kelvin.

Itu karena bintang bersuhu rendah cenderung lebih kecil, dan hidup lebih lama daripada yang lebih panas. Melihat bintang yang lebih dingin, itu berpotensi mengungkapkan lebih banyak tentang sejarah dan evolusi bintang Bima Sakti dan alam semesta yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya