2 Astronot China Sukses Jalankan Misi Berbahaya

Pesawat luar angkasa China.
Sumber :
  • SCMP

VIVA Tekno – Para astronot Shenzhou-14 China telah merampungkan aktivitas di luar wahana antariksa (extravehicular activity/EVA) mereka, kata Badan Antariksa Berawak China (China Manned Space Agency/CMSA), seperti dikutip dari situs Xinhua, Minggu, 18 September 2022.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Pukul 13.35 Waktu Beijing, China atau pukul 12.35 WIB, Cai Xuzhe membuka pintu kabin airlock Wentian. Pada pukul 15.33, Cai dan Chen Dong telah keluar dari Wentian.

Kedua astronot itu kembali ke modul lab pada pukul 17.47 setelah melakukan aktivitas EVA selama sekitar lima jam, menurut CMSA, yang telah mengumumkan bahwa misi tersebut berhasil sepenuhnya. Selama aktivitas EVA, astronaut Liu Yang berada di dalam modul inti untuk mendukung rekan-rekannya.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Mereka berhasil menyelesaikan serangkaian tugas, termasuk pemasangan gagang bantuan untuk aktivitas di luar wahana antariksa dan set pompa tambahan dari sirkuit listrik. Mereka juga memverifikasi kemampuan penyelamatan di luar wahana antariksa.

Aktivitas EVA tersebut berhasil menguji lebih lanjut kemampuan koordinasi para astronot dan lengan mekanis kecil yang digunakan, serta memverifikasi kinerja fungsional kabin airlock Wentian dan fasilitas pendukung untuk EVA.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Sebelumnya, China menuduh Amerika Serikat (AS) berusaha melakukan militerisasi luar angkasa, setelah Pentagon mengeluarkan dokumen kebijakan baru yang menganggap ruang angkasa sebagai 'domain prioritas kekuatan militer nasional'.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menanggapi arahan Pentagon yang dikeluarkan pada akhir Agustus kemarin, membahas kemungkinan operasi militer di luar Bumi.

"Untuk waktu yang lama, AS telah secara terbuka mendefinisikan ruang angkasa sebagai domain perang. Mereka bahkan telah membangun Pasukan Luar Angkasa dan Komando Luar Angkasa AS," ujar Ning.

Hal ini telah meningkatkan risiko salah perhitungan dan konflik militer. Ning kemudian menuduh Washington menghalangi inisiatif pengendalian senjata ruang angkasa yang dipimpin oleh China dan Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya