Ditemukan Organ Baru pada Tubuh Manusia

Ilustrasi organ tubuh manusia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Tekno – Ilmuwan temukan organ baru di tubuh manusia. Penemuan ini sangat relevan untuk mengobati kanker karena radioterapi dapat menyebabkan komplikasi pada organ baru ini dan dokter perlu mempertimbangkannya.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Ahli onkologi dari Belanda telah menemukan kelenjar baru di dalam wajah manusia yang mereka beri nama kelenjar tubarial, di mana penelitian ini diterbitkan dalam jurnal peer review Radiotherapy and Oncology.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang proses kanker di kepala dan leher, para peneliti menggunakan pemindaian dengan glukosa radioaktif yang “menyoroti” area tubuh tertentu.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Mereka memanfaatkan tomografi emisi positron dan pemindaian tomografi terkomputasi, sebagaimana dikutip dari situs Sputniknews, Senin, 2 Januari 2023.

Ahli onkologi memindai sekitar 100 pasien dan mayat. Dan yang mengejutkan mereka ialah area tertentu di wajah yang terus bersinar.

Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar hingga Renggut Korban Jiwa, Begini Terjemahannya

Kelenjar tubarial, organ baru yang ditemukan di tubuh manusia

Photo :
  • Radioterapi dan Onkologi

Pada awalnya mereka memutuskan bahwa itu adalah semacam anomali, tetapi penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa mereka berurusan dengan bagian tubuh manusia yang benar-benar baru.

Kelenjar tubarial mengambil bagian dalam produksi air liur di dalam mulut. Organ baru ini kira-kira berukuran sama dengan tiga kelenjar ludah utama. Namun, mereka terletak di kedua sisi nasofaring.

Penemuan ini konsisten dengan tujuan utama tim peneliti yakni untuk mempelajari lebih lanjut tentang kanker. Radioterapi yang membunuh sel kanker dapat menyebabkan komplikasi kelenjar ludah, termasuk yang baru ditemukan. 

Para dokter harus menghindari penargetan bagian wajah yang baru ini. Sebelumnya diyakini bahwa kelenjar ludah atau lendir di nasofaring jauh lebih kecil dan tersebar merata di seluruh mukosa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya