Cermin Raksasa Ditempatkan di Luar Angkasa, Pantulkan Sinar Matahari dari Bumi

Cermin ruang angkasa (Modifikasi Radiasi Matahari/SRM).
Sumber :
  • SPL

VIVA Tekno  – Cermin raksasa yang diposisikan untuk memantulkan sinar Matahari kembali ke luar angkasa mungkin diperlukan untuk memenuhi target iklim, menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

PBB Sebut Rekonstruksi Pembangunan di Jalur Gaza Bisa Mencapai Rp 643 Triliun

Modifikasi radiasi matahari (SRM) yang juga dikenal sebagai solar geoengineering adalah salah satu proposal dari Program Lingkungan PBB untuk menggunakan teknologi radikal guna menghindari keadaan darurat iklim.

"SRM adalah satu-satunya pendekatan yang dapat digunakan untuk mendinginkan Bumi dalam beberapa tahun,” kata laporan tersebut, yang disusun oleh panel ahli ilmuwan iklim.

Indonesia Terancam Cuaca Panas Ekstrem, Berikut Tips Menjaga Kulit Tetap Sehat

Simulasi model iklim secara konsisten menunjukkan bahwa SRM dapat mengimbangi beberapa efek peningkatan gas rumah kaca pada iklim global dan regional, termasuk siklus karbon dan air, tetapi mungkin ada sisa substansial atau perubahan iklim yang berlebihan pada skala regional.

Laporan tersebut menemukan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami dampak lingkungan dan sosial dari teknologi geoengineering, melansir dari situs Independent, Rabu, 1 Maret 2023.

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun Untuk Bangun Semua Rumah yang Hancur di Gaza

Teknologi lain yang disebutkan dalam laporan tersebut termasuk menyuntikkan aerosol dalam jumlah besar ke atmosfer bagian atas untuk menghalangi Matahari.

Ilustrasi perubahan iklim.

Photo :
  • the United Nations

Ini bukan pertama kalinya cermin luar angkasa diusulkan sebagai cara untuk mengurangi dampak terburuk dari perubahan iklim karena mantan calon presiden AS Andrew Yang pernah menerbitkan rencana untuk melakukan geoengineer planet ini pada tahun 2019.

Proposal menjelaskan, untuk menempatkan cermin luar angkasa raksasa yang dapat dilipat ke orbit akan menelan biaya US$4,86 triliun dan membutuhkan waktu sekitar dua dekade untuk diterapkan.

PBB mencatat bahwa upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tidak sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris 1,5 derajat C.

Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB mencatat bahwa SRM tidak boleh dianggap sebagai pengganti target saat ini untuk mengurangi emisi.

"Itu tidak menghilangkan karbon dari atmosfer. SRM juga tidak akan memperbaiki lingkungan atau mengatasi akar penyebab perubahan iklim,” katanya.

Dia menambahkan taruhan terbaik untuk masa depan yang sejahtera dan berkeadilan adalah tetap melakukan kerja keras yang tak terhindarkan untuk mencapai stabilitas iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca guna menciptakan planet dan masyarakat bebas polusi yang hidup selaras dengan alam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya