Ancaman Intelijen Siber China Lebih Menakutkan

Intelijen siber China.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – CrowdStrike merilis Laporan Ancaman Global (Global Threat Report) 2023. Laporan tersebut merupakan hasil studi dari pemimpin keamanan siber edisi tahunan kesembilan tentang perkembangan perilaku, tren, dan taktik dari negara-bangsa yang paling mengkhawatirkan saat ini, eCrime (kejahatan siber), dan peretas (hacker) di dunia.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Berdasarkan aktivitas lebih dari 200 ancaman, laporan ini menemukan ada 33 ancaman baru yang teridentifikasi. Di mana peningkatan terbesar yang pernah diamati CrowdStrike dalam satu tahun, termasuk Scattered Spider yang sangat produktif dan Slippy Spider yang banyak menyerang perusahaan dengan profil tinggi.

Pada tahun lalu ditemukan lonjakan ancaman berbasis identitas, eksploitasi sistem oleh jaringan intelijen siber China (China-nexus), dan serangan kerentanan terhadap perangkat yang telah dilindungi sebelumnya.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Adapun sorotan utama dari laporan tahun ini adalah ancaman yang ditakuti dari Perang Rusia dan Ukraina sudah tidak menjadi daya tarik lagi karena semakin banyaknya ancaman yang justru datang dari jaringan intelijen siber China.

Menurut Kepala Intelijen CrowdStrike Adam Meyers, tedapat 71 persen serangan yang terdeteksi bebas dari perangkat lunak yang berbahaya atau malware, naik dari 62 persen pada 2021. Sedangkan aktivitas gangguan konfidensialitas (dari keyboard langsung) meningkat 50 persen pada 2022.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Lalu, eksploitasi sistem jaringan (cloud) tumbuh sebesar 95 persen dan jumlah kasus yang melibatkan pelaku ancaman kejahatan siber yang ‘sadar akan cloud’ hampir tiga kali lipat dari tahun ke tahun (yoy).

Selain itu, proses pembobolan eCrime sekarang sekitar 84 menit. Lebih cepat dari sebelumnya yang tercatat 98 menit. Hal ini menunjukkan kecepatan para pelaku eCrime main tinggi.

"Dalam 12 bulan terakhir telah membawa faktor kombinasi yang unik dari sisi keamanan siber. Kelompok eCrime yang terpecah-pecah muncul kembali dengan kecanggihan yang lebih tinggi," ungkap Adam, melalui keterangan resminya, Kamis, 9 Maret 2023.

Laporan tahunan ini dibuat oleh Tim Intelijen CrowdStrike (CrowdStrike Intelligence team) yang prominen di dunia, memanfaatkan data dari jutaan peristiwa harian dari Platform CrowdStrike Falcon (the CrowdStrike Falcon platform) dan juga pengetahuan yang dalam dari CrowdStrike Falcon OverWatch.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya