Data Dukcapil Dijual di Dark Web, Kominfo dan BSSN Kena Sentil

Peretas atau hacker berhasil membobol data pribadi.
Sumber :
  • BankInfoSecurity

VIVA Tekno – Data milik Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diduga telah dibocorkan dan dijual di situs gelap atau dark web. Namun, aktor hacker yang menjualnya tertulis bukan Bjorka, melainkan 'RRR'.

Kemenkominfo Menggelar Talkshow dengan Tema Jarimu Harimaumu

Melihat dari tangkapan layar @secgron terlihat data tersebut berjumlah 337 juta. Jumlahnya melebihi angka warga negara di Indonesia karena termasuk penduduk yang meninggal dunia.

"Ini adalah jumlah seluruh penduduk Indonesia, termasuk data kematian. Waktu pelanggaran data pada Juli 2023," tulis Hacker RRR yang dikutip VIVA Digital dari situs BreachForums, Senin, 17 Juli 2023.

Kemenkominfo Mengadakan Chip In “Periksa Fakta Sederhana”

Peretas juga memberi catatan kalau dirinya menyebut hampir 98 persen anak yang lahir pada 2019-2023 tidak tercatat dalam angka tersebut karena tidak dirawat oleh orang tuanya dan tidak ada kewajiban dari pemerintah.

Dukcapil Jakarta Sebut 8,3 Juta Warga Akan Ganti KTP Saat DKI Berubah Jadi DKJ

Peretas atau hacker.

Photo :
  • ABC News

Data yang bocor terdiri dari nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu tanda kependudukan (KTP), paspor, nama lengkap, agama, tanggal lahir, nama orang tua, dan lain sebagainya.

Hacker RRR juga memberi satu juta data sampel. Ada juga bukti pelanggaran yang menurut peretas itu dibagi menjadi 7 tabel, yang disertakan pada postingan BreachForums.

"Untuk @DukcapilKDN, yuk segera disiapkan template bantahannya. Karena setiap kali ada kasus kebocoran data di Indonesia, templatenya akan selalu sama. Buru-buru membantah, padahal belum melakukan investigasi," tweet Teguh Aprianto.

Teguh juga melalui utas tweet-nya menyentil Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertugas melakukan investigasi.

"Lalu, ketika 2 lembaga yg ga berguna ini @kemkominfo & @BSSN_RI terinvestigasi untuk investigasi, yg tau hasilnya cuma mereka sama aja," lanjut Teguh.

Padahal, menurut Teguh Aprianto, data yang bocor adalah data publik dan yang menanggung kerugiannya adalah masyarakat, bahkan, rekomendasi pun tidak pernah diberikan.

“Penipuan berantai yang belakangan ini terjadi seharusnya jadi dosa mereka, yang punya tanggung jawab tapi cuma makan gaji buta,” sindir Teguh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya