Perang Luar Angkasa Semakin Dekat

Amerika Serikat (AS) vs China di luar angkasa.
Sumber :
  • The Mirror

Beijing China menuduh Amerika Serikat 'mempercepat militerisasi luar angkasa' yang dapat menyebabkan perang di orbit di masa depan, sehari setelah memprotes lewatnya pesawat Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan yang disengketakan.

Menteri Pertahanan Israel Desak Netanyahu Terima Tawaran Damai Hamas

Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Tan Kefei mengatakan bahwa tindakan AS, termasuk pembentukan Angkatan Luar Angkasa oleh Donald Trump pada tahun 2019, cabang terbaru militernya, memiliki dampak negatif yang besar pada keamanan ruang angkasa dan stabilitas strategis global.

"Saya ingin menegaskan kembali di sini bahwa China mematuhi penggunaan ruang angkasa secara damai, dengan tegas menentang persenjataan dan pembuatan ruang angkasa menjadi medan perang, dan menentang segala bentuk perlombaan senjata di ruang angkasa," kata Kolonel Tan.

Mobil Listrik Wuling Laku Keras di PEVS 2024

Para ahli telah memprediksi secara luas bahwa konflik internasional suatu hari akan berpindah ke luar angkasa, sebagaimana dikutip VIVA Tekno dari situs Metro, Minggu, 16 Juli 2023.

China menghadapi kritik global pada tahun 2007 ketika meledakkan satelit cuaca yang sudah mati, 500 mil di atas Bumi. Tindakan itu secara luas dipandang sebagai uji coba rudal anti-satelit dan menciptakan medan besar puing yang terus mengancam objek lain di orbit rendah Bumi. 

BIN Komitmen Perkuat Pertahanan dan Keamanan IKN

Kementerian Pertahanan, Col Tan menanggapi kekhawatiran baru-baru ini yang diungkapkan oleh para pemimpin Angkatan Luar Angkasa atas kemampuan China yang meningkat, menyebutnya sebagai 'disonansi kognitif klasik'.

Bendera Angkatan Luar Angkasa AS (US Space Force).

Photo :
  • The Drive

China juga memiliki stasiun luar angkasanya sendiri, dan telah berjanji untuk mendaratkan 'sepatu bot' di Bulan pada tahun 2030.

Pada tahun 2021, Beijing menandatangani nota kesepahaman dengan Rusia, berjanji untuk bersama-sama membangun pangkalan permanen di Bulan yang dikenal sebagai Stasiun Penelitian Bulan Internasional.

China telah menandatangani sejumlah perjanjian luar angkasa dengan negara lain, termasuk Pakistan, Arab Saudi, Argentina, dan Afrika Selatan, tetapi saat ini dibekukan dari kesepakatan Artemis Nasa, yang dirancang untuk 'mendorong kerja sama internasional untuk eksplorasi ruang angkasa ke Bulan dan Mars'.

Kongres AS mengesahkan undang-undang yang melarang kontak resmi dengan program luar angkasa negara itu –mengutip masalah keamanan nasional– yang menjadi katalis bagi China untuk membangun stasiun luar angkasanya sendiri.

Sementara AS telah mengirim pejabat ke Beijing, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Keuangan Janet Yellen, hubungan keduanya tetap berada pada titik terendah dalam sejarah.

China telah menolak untuk menjalin kembali kontak antara kedua militer, kemungkinan sebagai protes terhadap penjualan persenjataan pertahanan AS ke Taiwan dan sanksi terhadap Menteri Lertahanan China Li Shangfu.

Meskipun jalur tersebut diakui sebagai perairan internasional dan ruang udara, dan berfungsi sebagai rute penting untuk perdagangan internasional, Beijing terus mengklaim peran kepemilikan atas Selat Taiwan yang memisahkan daratan dari demokrasi kepulauan yang berpemerintahan sendiri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya