Studi: Vape Sebabkan Testis Kecil dan Jumlah Sperma Turun

Rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA Tekno – Laki-laki yang menggunakan rokok elektrik atau sering disebut vape mengalami “kerugian” lebih besar dibandingkan dari kebiasaan merokok.

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

Penelitian terbaru yang dilakukan pada tikus jantan menunjukkan bahwa vaping dapat mengecilkan ukuran testis, menghambat gairah seks, dan menurunkan jumlah sperma.

Ilmuwan dari Turki mengukur ukuran testis tikus sebelum dan sesudah hewan tersebut terpapar asap rokok dan uap rokok elektrik, serta mengidentifikasi biomarker stres dalam darah dan alat kelamin.

Chandrika Chika Bakal Jalani Rehabilitasi di BNN Lido

Namun, dampak dari asap rokok konvensional, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya, bahkan lebih buruk lagi terhadap organ pria, demikian konfirmasi para peneliti, melansir laporan New York Post Health, Senin, 11 September 2023.

ilustrasi testis

Photo :
Dipenjara karena Narkoba, Chandrika Chika Ngaku Salah Pilih Teman

Jumlah sperma tikus yang terpapar uap rokok elektrik adalah 95,1 juta sperma per mililiter, dibandingkan dengan 98,5 juta per mililiter pada kelompok yang tidak terpapar nikotin apa pun.

Namun, kelompok tikus yang terpapar asap rokok memiliki jumlah sperma terendah dari ketiganya, yaitu 89 juta sperma per mililiter. Testis mereka juga berukuran paling kecil dan beratnya lebih ringan dibandingkan tikus yang terpapar uap rokok elektrik serta kelompok kontrol.

“Harus dipertimbangkan bahwa meskipun cairan (rokok elektrik) dianggap tidak berbahaya dalam studi berhenti merokok, hal itu dapat meningkatkan stres oksidatif dan menyebabkan perubahan morfologi pada testis,” tulis para peneliti dalam laporan mereka, yang diterbitkan bulan ini di Spanish, jurnal bahasa Revista Internacional de Andrologia.

Pada tahun 2020, peneliti Denmark juga menemukan bahwa pria yang menggunakan rokok elektrik setiap hari memiliki jumlah total sperma yang jauh lebih rendah dibandingkan para non-vaper. Namun penulis penelitian ini mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak data manusia untuk mendukung temuan ini, karena rokok elektrik juga banyak disebut-sebut sebagai metode efektif untuk membantu orang menghentikan kebiasaan merokok mereka.

“Untuk menjadi pilihan yang aman dalam studi berhenti merokok, dampaknya terhadap masyarakat perlu diberikan pencerahan lebih lanjut,” mereka menyimpulkan.

Diperkirakan 12 juta orang dewasa menggunakan rokok elektrik, sementara jutaan anak-anak dan remaja telah bergabung dalam populasi pengguna vape, meskipun ada batasan usia.

Selain bahaya yang kini terkait dengan penggunaan rokok elektrik, termasuk cedera paru-paru dan kesehatan mental yang buruk, vaping juga sebelumnya dikaitkan dengan penghambatan kesuburan, menurut jurnal Life, yang memperingatkan anggapan bahwa rokok elektrik adalah produk yang “aman” untuk alternatif selain merokok.

Bagi orang yang mengalami masalah kesuburan dan kehamilan, dokter terlebih dahulu menyarankan agar perokok berhenti merokok. Namun, banyak penelitian mengenai komposisi dan efek cairan vaping menunjukkan bahwa rokok elektrik mungkin bukan pengganti produk tembakau yang ideal bagi mereka yang berjuang dengan kesuburan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya