Mosasaurus, Predator Purba Peneror Laut Pasifik Ditemukan

Predator hiu.
Sumber :
  • Wikimedia Commons/ Ghedoghedo

VIVA Tekno – Jutaan tahun yang lalu, lautan Pasifik dihuni oleh predator yang termasuk dalam kelompok spesies reptil laut berukuran besar. Kini, sisa-sisa fosil monster air ini telah digali oleh para peneliti dari Universitas Cincinnati.

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Mosasaurus dari Jepang yang kini dikenal sebagai Wakayama Soryu atau "naga biru" dalam bahasa Jepang, menandakan kehadiran yang menakutkan di lautan kuno.

Berawal saat Akihiro Misaki mencari fosil amon untuk tesis doktoralnya, ia menemukan fosil gelap yang menarik di batu pasir pada 2006.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Setelah diperiksa lebih dekat, ternyata ditemukan bahwa itu adalah tulang belakang yang merupakan bagian dari fosil predator puncak purba yang hampir lengkap.

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Spesimen itu digali di sepanjang Sungai Aridagawa di Prefektur Wakayama, Jepang. Di bawah bimbingan Associate Professor UC Takuya Konishi dan rekan internasionalnya.penyelidikan lebih lanjut dilanjutkan, sesuai dengan tempat penemuannya.

Di Tiongkok, naga adalah makhluk mitos yang hidup di langit dan mengeluarkan guntur, namun mereka digambarkan sebagai makhluk air dalam cerita rakyat Jepang.

Naga biru Wakayama memiliki beberapa ciri yang mirip dengan mosasaurus yang ditemukan di Selandia Baru dan ciri-ciri lain yang sebanding dengan yang ditemukan di California.

Predator raksasa ini memiliki penglihatan binokular dan empat anggota tubuh yang sangat besar. Ia juga memiliki sirip belakang ekstra panjang yang dapat membantu tenaga penggerak serta ekornya yang bersirip panjang.

Tidak seperti reptil laut besar lainnya yang telah punah, mosasaurus memiliki sirip punggung seperti hiu yang dapat membantunya masuk ke dalam air dengan cepat dan tepat.

Konishi berpendapat bahwa sirip naga biru yang besar dan berbentuk dayung mungkin digunakan untuk bergerak, meskipun jenis renang seperti itu jarang terjadi pada mosasaurus dan hampir semua hewan lainnya.

Para ahli tidak memiliki analogi modern untuk jenis morfologi tubuh ini, karena tidak ada hewan yang menggunakan empat sirip besar bersama dengan sirip ekor. Penemuan ini membuka tantangan baru dalam memahami cara mosasaurus berenang.

Mosasaurus: Kadal Laut Pemangsa

Mosasaurus adalah makhluk prasejarah yang hidup sekitar 100 juta hingga 66 juta tahun yang lalu. Mereka dianggap sebagai salah satu predator terbesar sepanjang masa, berukuran hingga 56 kaki (17 meter).

Selama beberapa juta tahun, binatang menakutkan ini berkuasa di Samudera Pasifik sebagai kadal laut besar yang terakhir.

Rahangnya yang kuat dan giginya yang tajam memungkinkan mereka menghadapi apa saja, termasuk kerang, penyu, dan hiu. Disarankan juga bahwa mereka juga bisa memakan hewan lain yang sejenis.

Reptil laut kolosal ini sezaman dengan Tyrannosaurus rex dan dinosaurus lain yang menguasai Bumi pada akhir era Kapur. Mereka adalah korban kepunahan massal yang sama yang membunuh hampir semua dinosaurus ketika Teluk Meksiko dihantam asteroid.

Mosasaurus, yang merupakan predator puncak di lautan purba, hidup bersamaan dengan Tyrannosaurus rex dan dinosaurus Cretaceous akhir lainnya.

Mereka menjadi korban dari kepunahan massal yang memusnahkan hampir semua dinosaurus setelah asteroid menghantam wilayah yang kini menjadi Teluk Meksiko.

Spesimen ini, yang ditempatkan dalam subfamili Mosasaurinae dan dinamai Megapterygius wakayamaensis (berarti "sayap besar"), memperlihatkan kemungkinan pola gerakan yang unik di antara mosasaurus dan hewan lainnya.

Konishi menyatakan bahwa kombinasi dari empat sirip besar dan ekor panjang seperti kemudi memberikan tantangan baru dalam memahami cara berenang mosasaurus.

Penelitian yang memakan waktu lima tahun untuk mengeluarkan fosil dari matriks batu pasirnya, tidak hanya memberikan wawasan baru tentang spesies kuno ini, tetapi juga menantang pemahaman kita tentang evolusi dan adaptasi di dunia purba.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya