Sumber :
- REUTERS/Jorge Silva
VIVAnews -
Sulit dipungkiri, industri media online lokal sampai hari ini masih kalah dibandingkan perusahaan konten global, sebut saja Google atau Facebook yang masih menjadi pilihan
netter
—pengguna Internet—dalam negeri. Padahal, media online lokal idealnya jadi raja di negaranya sendiri.
Untuk itu, Country Lead Effective Measure, perusahaan pemantau trafik media online, Robin Muliady, Selasa 2 Juli 2013, mengatakan ada satu cara jitu agar media online agar bisa bersaing dengan raksasa Internet global. Bagaimana?
Baca Juga :
Festival Semarapura Kembali Digelar, Pemkab Klungkung Siapkan Ribuan Seniman dan Booth UMKM
Robin menambahkan, perusahaan luar Indonesia pada dasarnya memburu konten-konten lokal dengan tujuan mendapatkan banyak pengiklan. Kondisi itu, menurutnya, harus jadi peluang besar bagi media lokal untuk jadi besar.
"Sekarang keputusannya ada di penyedia konten lokal, sesuaikan dengan perspektif kita. Jangan mau disetir perusahaan global," ujarnya.
Produksi konten yang mandiri itu bisa dilakukan, misalnya pada konten-konten Bloomberg TV Indonesia, yang lebih didominasi suguhan perspektif lokal Indonesia, meski media ini sebenarnya merupakan
brand
media global.
Perspektif Baru
Hal lain yang menjadi fokus media lokal, menurut Robin, adalah orientasi pada perilaku khas pengguna. Ia menyinggung perusahaan lokal yang terpaku pada perspektif lama, yang mengutamakan jumlah
pageview
.
"Harus berani keluar dari
pageview.
Trafik memang penting, tapi yang utama tetap audiens. Pengiklan itu lebih menyasar ke audiens (pembaca). Itu yang utama," jelasnya.
Ia menyadari, sangat mungkin terjadi benturan antara orientasi pasar dengan orientasi murni media online, apakah ingin mengejar
pageview
atau menyuguhkan konten yang berkualitas.
Namun, menurutnya, pilihan yang lebih bijak adalah mengedepankan konten berkualitas, karena nantinya akan dicari dan disukai pembaca.
"Pengguna itu terfragmentsi, tapi pasti mereka pintar memilih. Tidak mungkin pengguna melihat 10 Web sekaligus, paling banyak tiga saja yang jadi referensi. Dan, yang dipilih itu adalah yang relevan, berkualitas baik," kata Robin. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sekarang keputusannya ada di penyedia konten lokal, sesuaikan dengan perspektif kita. Jangan mau disetir perusahaan global," ujarnya.