Aplikasi Smartphone Berpotensi Disalahgunakan Anak

Aplikasi Secret
Sumber :

VIVA.co.id - Tidak salah jika internet dianggap pedang bermata dua. Meski ada sisi positif namun internet juga memiliki dampak buruk, khususnya bagi anak-anak.

Peran orang tua sangat penting untuk bisa membimbing anak-anak menggunakan internet dengan aman. Anak-anak yang telah memiliki gadget atau smartphone yang canggih harus mendapat pengawasan orangtua, jangan sampai salah mengunduh aplikasi.

Menurut Direktur Yayasan Nawala, M Yamin, ada beberapa aplikasi yang sering disalahgunakan anak-anak. Beberapa di antaranya, Secret dan Whisper.

Aplikasi ini dapat mengirimkan pesan secara tersamar kepada seseorang yang dikehendaki. Hasil karya 2 mantan pegawai Google, David Mark Byttow dan Chrys Bader itu telah banyak menjerumuskan anak-anak di bawah umur, meski sejatinya tujuan aplikasi itu lebih ke arah kebaikan.

"Ini saya lihatkan percakapannya, saya capture aplikasi itu," kata M Yamin sambil menunjukkan bukti capture aplikasi tersebut dari ponselnya kepada rekan media di Gedung KPAI, Jakarta.

"Anak-anak lebih tahu aplikasi ini daripada orangtua mereka. Awalnya aplikasi ini memang untuk hal-hal positif. Tapi kini malah disalahgunakan. Malah anak-anak yang menggunakan," tambahnya.

M Yamin menjelaskan bahwa aplikasi tersebut, yang ditujukan untuk para whistleblower, terbukti membuat seorang anak melakukan pembicaraan mengenai seks, dan urusan seputar ranjang. Bahkan, diklaimnya, tidak jarang dari percakapan online tersebut membuat mereka bertemu dan melakukan hubungan intim.

Menurut data Nawala, kejahatan siber bermula dari pornografi dan itu merupakan kategori pertama dari kejahatan siber lainnya.

"Sejumlah 647.622 situs pornografi telah ditapis oleh Nawala, namun jumlah situs-situs pornografi terus bertambah setiap saat," kata M.Yamin.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, menunjukkan 80 juta anak terbiasa mengakses situs pornografi. Sedangkan data dari Ropelato pada 2011, menunjukkan 90 persen anak terpapar pornografi dari internet sejak usia 11 tahun dan sebagian besar terjadi saat mengerjakan tugas sekolah.

Oleh karena itu KPAI, ICT Watch, Ecpat Indonesia, Google Indonesia, Nawala, Relawan TIK, GM FKPPI, dan lainnya berupaya menggalang perhatian untuk mewujudkan internet ramah anak. Diharapkan, kampanye tersebut dapat meningkatkan kesadaran perlindungan kepada anak dari informasi negatif dunia dari anak, keluarga, pendidikan, masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah.

Twitter Ciptakan Safety Center untuk Pengguna Indonesia

Laporan: Nuvola Gloria

BACA JUGA:

Aplikasi 'Polisi', Cara Korsel Pantau Aktivitas Online Anak

Ini Solusi Antisipasi Kejahatan Internet atas Anak

Ilustrasi anak bermain ponsel.

Tips Bagi Orangtua Jika Anak Gemar Bermain Internet

Pastikan anak bisa berbicara pada orangtua tanpa rasa takut.

img_title
VIVA.co.id
4 April 2016