Video Ilmuwan Simpan File Komputer di DNA

Ilustrasi DNA
Sumber :
  • www.pixabay.com/qimono

VIVA.co.id – Tim peneliti Amerika Serikat sukses menjadikan DNA sebagai ruang penyimpanan digital yang paling bagus. Peneliti menemukan cara untuk memakai DNA untuk menjadi seperti hard drive. 

Kalkulator Ini Dipaksa Pakai Windows 10, Begini Jadinya

Kalkulasi peneliti Columbia University dan New York Genome Center, Amerika Serikat menunjukkan, satu gram DNA bisa menyimpan 215 Petabyte atau 215 juta Gigabyte data, sebuah rekor baru. 

"Kami meyakini ini adalah perangkat penyimpanan data yang paling tinggi yang pernah diciptakan," ujar tim peneliti dikutip UPI, Selasa 7 Maret 2017. 

Pendiri Android Pamer Ponsel Baru, Jangan Kaget Antimainstream Banget

Dalam eksperimennya, tim peneliti memilih lima file dan mengompresinya menjadi file master. Di antara lima file itu, termasuk sistem operasi komputer dan virus komputer. Selanjutnya, peneliti mentranskripsikan file master itu ke dalam deretan kode biner pendek, yang terdiri dari angka 1 dan angka 0. 

Kemudian secara acak, peneliti menyusun deretan kode dalam 'tetesan' menggunakan kode khusus. Tetesan itu kemudian diubah ke dalam empat basa nukleotida DNA yaitu A, G, C dan T. Nukleotida merupakan rantai penyusun DNA. 

Hilang 22 Tahun Lalu, Jenazah Pria Ditemukan Google Maps

Guna memastikan tidak ada kesalahan dalam proses tetesan mengambil file tersebut, peneliti memanfaatkan algoritma dan kode batang khusus. 

Proses pengkodean ini memproduksi 72 ribu untaian DNA, yang masing-masing panjangnya 200 basa. Peneliti kemudian mengirimkan file DNA itu ke startup Twist Bioscience. Startup berbasis San Francisco, AS ini merupakan spesialis pengubah DNA digital ke DNA biologi.

Dua peneliti dari tim tersebut, Yaniv Erlich dan Dina Zielinski menjelaskan, kunci untuk mentransfer file digital dalam DNA yaitu perangkat lunak pengurutan DNA. 

Keduanya menggunakan perangkat lunak pengurut DNA standar untuk kembali mendigitalkan DNA mereka. Sebuah program khusus membantu menerjemahkan urutan nukleotida kembali ke dalam kode biner. Berkat tahapan itu, peneliti tak menemui kegagalan pengkodean dalam file yang dikirimkan tersebut. 

Dua pekan setelah dikirimkan, startup itu mengirim botol berisi untaian DNA ke peneliti. 

Dari keberhasilan eksperimen itu, tim peneliti membuktikan untaian DNA termasuk file yang dilampirkan, bisa makin direplikasi melalui reaksi polimerase tanpa kesalahan pengkodean. 

Peneliti yakin, ke depan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, penyimpanan DNA bakal lebih realistis dan terjangkau secara biaya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya