Perusahaan Ini Bikin Robot Seks Bisa Bicara Cabul

Ilustrasi robot seks
Sumber :
  • www.engadget.com
VIVA.co.id
2050, Robot Seks Menyalip Wanita
- Sebuah perusahaan asal Amerika Serikat membuat robot seks yang berbeda. Robot ini diklaim sebagai robot seks masa depan.

Malaysia Gagalkan Kongres Seks dan Robot

Perusahaan yang bernama RealDoll ini menciptakan robot seks perempuan yang didesain dengan melibatkan sistem kecerdasan buatan
Penyakit Robofilia, Robot Pemuas Nafsu Seks Harus Dilarang
(artificial intelligence), sehingga mampu mirip dengan respons perempuan nyata. Bahkan, robot seks ini bisa menggoda dan berbicara dengan ajakan cabul. 


Dikutip dari
Engadget,
Sabtu 13 Juni 2015, robot yang dinamakan Realbotix ini mampu mengikuti perintah lawan bicara dan bisa secara verbal merespons pengguna. RealDoll juga merancang kepala robot seks wanita itu bisa mirip dengan kepala manusia. Bisa berkedip, mulut yang bisa bergerak dan menjulurkan lidah.


Pendiri sekaligus
Chief Executive Officer
(CEO) RealDoll, Matt McMullen, mengaku mempekerjakan sebuah tim dari Hanson Robotics dalam proyek robot seks mirip manusia ini.


Sementara laman
New York Times
megutip McMullen mengatakan kepala Realbotix dapat dipasangkan ke tubuh robot RealDoll yang sudah ada. Kepala robot ini dihargai sekitar US$10 ribu atau Rp133,1 juta dan bisa dikomersilkan dalam dua tahun ke depan.


Setelah tahapan ini selesai, perusahaannya akan mengembangkan robot full bodi yang dibanderol antara US$30 ribu-60 ribu atau Rp399,3 juta-798,6 juta.


Selain mengembangkan robot seks mirip manusia, perusahaannya juga mengerjakan teknologi lain yaitu aplikasi
mobile
yang bisa berfungsi seperti sistem virtual dan
headset
virtual reality (VR). Kedua teknologi ini bisa digunakan secara terpisah atau bersamaan dengan robot boneka fisik besutan perusahaannya.


Tantangan yang dihadapai McMullen yaitu membuktikan robot seksnya tak mengerikan oleh para penggunanya.


Diketahui, salah satu pengembangan robot yaitu Uncanny Valley. Ini merupakan konsep yang dikemukakan peneliti Jepang pada 1970. Tantangan ini mengatakan respons masyarakat atas munculnya robot akan bergeser menjadi mengerikan atau jijik saat robot didesain menyerupai manusia. (one)




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya