2 Hal yang Dikeluhkan Konsumen Ketika Belanja Online

Ilustrasi keranjang belanja di e-commerce.
Sumber :
  • acf.ua

VIVA – Perusahaan perangkat lunak aplikasi enterprise, SAP SE, mengumumkan bahwa tujuh dari sepuluh konsumen di negara maju seperti Amerika Serikat, mendambakan pengalaman bertransaksi secara langsung offline, meskipun mereka tetap membeli produk-produk fesyen lewat online atau e-commerce.

Keren, Batik Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Amerika Serikat dan Jerman

Menurut Head of Strategy SAP Commerce Cloud, Chris Hauca, salah satu yang 'dikangenin' konsumen negeri Paman Sam ketika belanja offline adalah fitting room.

Hal ini berdasarkan laporan SAP Consumer Propensity Study yang mensurvei 1,000 konsumen di AS terkait kebiasaan mereka saat berbelanja online.

Social Commerce Makin Populer, Indef: Tren Pembayaran COD Melonjak

“Survei mengindikasikan bahwa para pembeli senang dengan kepraktisan berbelanja online. Tapi lama-lama mereka keberatan dengan biaya ongkos kirim yang tinggi dan proses pengembalian barang bertele-tele," kata dia, dalam keterangannya, Selasa, 27 November 2018.

Ia melanjutkan, 62 persen konsumen AS sudah meninggalkan keranjang belanja atau shopping cart mereka karena biaya pengiriman barang. Oleh karena itu, mereka berharap peritel menyediakan layanan ongkos kirim gratis.

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub bersama Xendit Gelar DNA VC Startup Connect

Keranjang belanja adalah salah satu fitur perangkat lunak e-commerce pada server web yang memungkinkan konsumen untuk memilih item dan melakukan transaksi pembelian.

Selain itu, peritel harus menyediakan lebih banyak pilihan kepada konsumen, sehingga mereka dapat berpindah secara mulus antara saluran digital dan fisik.

Menurut Chris, satu dari tiga konsumen percaya bahwa pengalaman mereka belanja online dapat ditingkatkan dengan memiliki toko konvensional untuk mencoba dan menguji produk-produk sebelum membelinya.

Bukan hanya itu saja. Sebanyak 47 persen konsumen AS yang disurvei juga meyakini bahwa pengalaman berbelanja bisa ditingkatkan melalui alat perbandingan yang menganalisis perbedaan harga dan spesifikasi antara dua produk yang mirip.

"Berdasarkan survei kami menyebutkan bahwa 40 persen responden memakai keranjang belanja sebagai cara mereka membandingkan harga dengan situs dan merek lain," jelas Chris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya