Blockchain: Masa Depan Industri Keuangan di Asia Tenggara

Startup D3 Labs.
Sumber :
  • D3 Labs

VIVA Digital – Teknologi blockchain, yang merupakan dasar dari aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, telah menarik perhatian institusi keuangan global dan pemerintah. Janji transparansi, keamanan, dan manajemen terdesentralisasi sangat relevan untuk Asia Tenggara.

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Kawasan ini merupakan rumah bagi lebih dari 570 juta orang, di mana sekitar 70 persen dari mereka tidak memiliki akses ke layanan keuangan. Model perbankan tradisional, meskipun kuat namun sering kali tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan populasi yang begitu besar.

Kawasan Asia Tenggara memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat dan transformasi digital, menyajikan kesempatan unik untuk integrasi solusi blockchain.

Panas Ekstrem Melanda Thailand, 30 Orang Tewas

Pertumbuhan ekonomi luar biasa wilayah ini ditunjukkan oleh data di 2022, di mana PDB total wilayah ASEAN yang terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, mencapai sekitar US$3,66 triliun, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Tingkat penetrasi internet yang tinggi, melebihi 70 persen di semua negara kecuali Laos, Myanmar dan Timor-Leste, menandakan kesiapan wilayah Asia Tenggara untuk transformasi digital.

Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

Selain itu, pada 2021, Asia Tenggara muncul sebagai pasar yang sedang berkembang dengan lebih dari 400 juta pengguna internet dan ekonomi digital yang berkembang pesat.

Ilustrasi teknologi Blockchain.

Photo :
  • Entrepreneur

D3 Labs, startup pelopor teknologi blockchain, membagikan rancangan transformasinya untuk industri keuangan ASEAN, memanfaatkan potensi tak tertandingi dari teknologi blockchain untuk membantu narasi keuangan.

Visi ambisius D3 Labs adalah memberdayakan infrastruktur perbankan, memungkinkan transaksi keuangan yang lebih cepat, transparan, dan aman untuk bisnis dan konsumen di Asia Tenggara.

Co-CEO D3 Labs, Chung Ying Lai, mengungkapkan strategi ambisius perusahaan untuk memperkenalkan jaringan perbankan berbasis blockchain di kawasan ASEAN. "Keamanan, transparansi, dan interkoneksi membentuk masa depan perbankan," kata dia.

Ethereum (ETH).

Photo :
  • Al Jazeera

Ia memiliki rencana untuk merevolusi sektor perbankan ASEAN, mengintegrasikan blockchain di pusatnya. Chung percaya jika langkah ini tidak hanya akan menyediakan keamanan dan efisiensi yang meningkat, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih besar di seluruh kawasan.

Lebih lanjut, Chung juga memperkenalkan platform SeaSeed – saluran blockchain revolusioner yang dikembangkan bersama Bank Digital Indonesia. Didesain untuk transaksi mulai dari transfer domestik hingga akuisisi, merupakan bukti lahirnya inovasi.

"Kami menghadirkan SeaSeed, sebuah produk unggulan yang dioptimalkan oleh para ahli teknologi dari Indonesia dan Singapura. Minimum Viable Product (MVP) pilotnya mengungkapkan penghematan biaya signifikan dan peningkatan operasional. Upaya ini menegaskan dedikasi kami yang tidak tergoyahkan," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya