Peternak Ayam Bisa Dapat Modal Rp200 Miliar, Syaratnya Jangan Gaptek

Peternak mengumpulkan telur ayam untuk dijual ke pedagang.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA Tekno – Industri peternakan di Indonesia merupakan salah satu pilar ketahanan pangan dengan pertumbuhan yang menjanjikan.

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

Pada 2022, industri peternakan telah berkontribusi 1,58 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Akan tetapi, akses keuangan bagi para peternak seringkali menemui hambatan karena berbagai risiko.

Chickin Indonesia, perusahaan rintisan berbasis teknologi pertanian (startup agritech) di industri peternakan ayam, bersama KoinWorks dan Neobank mengumumkan kemitraan untuk penyediaan solusi pembiayaan krusial bagi para peternak ayam di Indonesia.

Angin Segar untuk Startup Pemula

Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi para peternak yang menghadapi kendala akses keuangan untuk pertumbuhan ayam ternak secara berkelanjutan.

KoinWorks dan Chickin Indonesia bergabung untuk mengatasi kendala ini melalui supply chain financing, melalui program Partner Eksklusif Ternak Ayam Produktif atau Petruk pada tahun lalu.

Kunjungi Station F di Paris, Anindya Bakrie Ungkap Rencana Bangun Kampus Startup di IKN

Melalui program ini, peternak ayam di ekosistem Chickin dapat mengakses permodalan dari KoinWorks dengan mudah dan cepat. Program ini memiliki beberapa produk di antaranya:

- Sapronak paylater yang memudahkan peternak mendapatkan akses permodalan pakan, bibit, dan obat.

- Capex financing yang memudahkan peternak untuk membangun dan meng-upgrade kandang yang lebih besar serta menerapkan IoT smart farming.

"Adanya program Petruk membantu peternak dengan menghubungkan mereka secara langsung dengan institusi keuangan agar bisa tumbuh. Kerja sama dengan KoinWorks ini memungkinkan peternak mendapatkan modal sampai Rp200 miliar yang diharapkan mampu menggandakan sircular impact peternak," kata Pendiri Chickin Indonesia Ashab Alkahfi.

Chickin memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) serta manajemen data yang memungkinkan peternak mendapatkan permodalan melalui performance scoring.

Dengan begitu, visibilitas data peternak dan perhitungan risiko peternak menjadi terukur, sehingga permodalan di sektor peternakan menjadi lebih inklusif.

Melalui pembiayaan rantai pasok (SCF) dalam program Petruk, KoinWorks telah memfasilitasi pembiayaan kepada 42 grup peternak di Pulau Jawa hingga Desember 2023.

Total pendanaan yang disalurkan lebih dari Rp200 miliar dengan pertumbuhan lebih dari 300 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif KoinWorks Benedicto Haryono mengaku jika Chickin Indonesia menggunakan pendekatan yang berorientasi pada solusi untuk memberdayakan peternak potensial dengan efektif.

Hal ini menjadi strategi inovatif yang sejalan dengan fokus KoinWorks untuk mendukung usaha sektor agribisnis, khususnya pada peternakan, sekaligus menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Pada 2024, keduanya berkomitmen memberikan modal yang lebih besar terhadapan UMKM di industri peternakan. Chickin juga meluncurkan Petruk+ yang ditujukan untuk pedagang dan bakul ayam melalui produk sebagai berikut:

- Invoice financing yang membantu para pedagang mendapatkan kemudahan modal dalam mendistribusikan ayam kepada restoran dan industri pengolahan pangan.

- Inventory financing yang membantu pedagang ayam bisa mendapatkan kepastian suplai serta kualitas yang terjamin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya