Pemerintah Belum Optimal Gunakan Open Source

open source
Sumber :

VIVAnews - Penerapan software berbasis open source di tingkatan pemerintahan terus digenjot untuk memberikan kemudahan dalam meningkatkan kualitas layanan antarlembaga. Tapi sayangnya, penerapan di wilayah ini masih terkendala dengan paradigma dan anggaran.

"Memang ada kendala, terakhir kami coba aplikasikan open source itu pada 2010. Untuk 2013, kami coba pengembangan open source," kata Asisten Deputi Data Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kementerian Riset dan Teknologi, Agus Setiadi, usai Focus Group Discussion S&T Data and Information Interoperability Using Open Source Software, di Gedung BPPT Jakarta, Jumat 7 Desember 2012.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Menurut dia, ada sebuah paradigma tertentu, yaitu susahnya mengubah kebiasaan beralih menggunakan open source. Biaya untuk mengembangkan open source ini disebut besar, tapi Agus tidak merinci tepatnya biaya yang dibutuhkan.

Pengembangan open source, Agus melanjutkan, memberikan manfaat bagi pertukaran data antarlembaga pemerintah. Data dan informasi yang terkelola dapat menjadi kekayaaan sumber daya.

"Misalnya open source dalam jurnal antarkementerian bisa tukar data. Jadi, peneliti di bidang sosial bisa belajar luar sektoral, misalnya fisika, tidak hanya satu bidang saja," ujarnya.

Pengembangan ini, Agus melanjutkan, nantinya dapat membantu peningkatan standar jurnal online. Untuk itulah pengembangan open source dalam jangka dekat ini mengambil fokus interoperabiltas, yaitu kemampuan dua atau lebih sistem untuk bertukar data atau informasi dan mempergunakan data yang dipertukarkan tersebut.

Sementara ini, open source yang digunakan di lembaga pemerintah masih sebatas untuk jurnal online. Agus menambahkan, di tingkat pemerintah daerah, beberapa sudah ada yang menggunakan open source.

"Pekalongan, Aceh sudah gunakan. Memang keseluruhan pemda masih kecil yang gunakan open source," imbuhnya.

Komunitas
Adapun pengembangan open source di masyarakat, dalam pandangan Agus, sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari intensitas komunitas IT yang mengadakan temu open source secara berkala.

"Sudah banyak di masyarakat. Tiap, tahun mereka sudah adakan pertemuan Linux tingkat internasional," ujarnya.

Dalam dunia akademisi, open source sudah mulai digunakan secara operasional maupun pembelajaran. Dari sisi operasional, hingga saat ini di 18 perguruan tinggi sudah berdiri pusat pengembangan open source, di antaranya Universitas Gunadarma dan Universitas Dian Nuswantoro.

"Di tingkat SMA maupun SMK, open source sudah masuk kurikulum," ujarnya. (art)

Bantah Selingkuh, Rizky Nazar Tantang Netizen Buktikan Video Ciuman dengan Salshabilla Adriani
Suporter Indonesia saat perempat final Piala Asia U-23 2024 di Qatar

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'

Kehadiran suporter Indonesia yang memenuhi stadion Qatar saat gelaran perempat final Piala Asia U-23 2024 sampai disorot oleh media asing hingga disebut Jakarta mini.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024