Facebook Akui Eksistensi Gay

Pria gay
Sumber :
  • Boldsky
VIVAnews -
IHSG Dibuka Menguat Jelang Rilis Suku Bunga BI, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini
Facebook memberi pengakuan atas eksistensi kelompok transgender dan gay dengan memberikan pilihan orientasi jenis kelamin dalam pengaturan situsnya. Facebook mengatakan, keputusan ini diambil setelah jejaring sosial terpopuler di dunia itu berdialog bersama perwakilan dari kelompok tersebut.

Iran Selidiki Kemungkinan Sabotase Kecelakaan Helikopter Ebrahim Raisi, Menurut Pakar

Dilansir
Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Vietnam di ASEAN Cup 2024
BBC, Jumat 14 Februari 2014, Facebook telah menambahkan 50 pilihan baru pada kolom jenis kelamin, di antaranya bi-gender, transgender, transseksual sampai
androgynous (laki-perempuan tunggal).

Pengguna yang memilih 50 penamaan jenis kelamin itu juga dapat menentukan ia lebih berkenan disapa dengan sapaan laki-laki atau perempuan, atau yang lainnya.

"Bagi sebagian besar orang, ini tak berarti apa-apa, tapi bagi segelintir orang dari kelompok mereka, hal ini sangat berdampak. Ini juga memberikan arti khusus kepada dunia," jelas Brielle Harrison, insinyur Facebook.

"Untuk pertama kalinya saya mengakses Facebook, dan saya mendapatkan hal yang spesifik dari semua orang. Saya mengetahui jenis kelamin saya apa dan membiarkan orang mengetahui apa yang saya inginkan," imbuh Harrison.

Perubahan pilihan pada kolom jenis kelamin menggambarkan pengaruh gerakan hak transgender di Amerika Serikat yang ingin perlakuannya disetarakan.

Keputusan Facebook ini disambut gembira oleh Pusat Hukum Transgender yang berbasis di San Francisco, dengan menyebutkan banyak kaum transgender merasa senang.

Lembaga Think Tank William Institute pada tahun 2011 memperkirakan 0,3 persen orang dewasa di AS atau hampir 700 ribu orang merupakan kaum transgender. (umi)
Presiden Iran Ebrahim Raisi

Raisi Dicoret dalam Daftar Calon Pemimpin Iran, Siapa yang Pas Gantikan Khamenei?

Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter, diduga mengganggu rencana kelompok garis keras, yang menginginkan dia menggantikan Ayatollah Khamenei.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024