Perusahaan Transportasi Online untuk Anak Bangkrut

Layanan transportasi oline untuk anak-anak, Shuddle
Sumber :
  • www.usatoday.com

VIVA.co.id – Layanan transportasi berbasis aplikasi, Shuddle telah bangkrut dan berhenti beroperasi. Shuddle yang merupakan layanan transportasi berbasis aplikasi untuk anak-anak itu mengumumkan bangkrutnya operasi perusahaan.

Nyerah karena COVID-19, Aplikasi Transportasi Online Pilih PHK Massal

Dikutip dari Business Insider, Jumat 15 April 2016, Shuddle berhenti operasi setelah kesulitan keuangan untuk mengembangkan perusahaan.

Dalam pemberitahuan email kepada para pengemudinya, Shuddle mengatakan, perusahaan selama ini sudah bekerja keras untuk menemukan sumber daya finansial. Namun, hingga titik ini, perusahaan tak mampu untuk mendapatkan pendanaan tersebut.

Grab 'Bakar Duit' Rp7 Triliun di Vietnam, Takut Disalip Gojek

Sebagai perusahaan rintisan (startup), Shuddle sudah muncul sejak 2014 dengan mendapatkan pendanaan US$13,2 juta, termasuk dana US$9,6 juta pada tahun lalu.

Chief Executive Officer (CEO) Shuddle, Doug Aley mengatakan, perusahaan perlu dana tambahan US$10-15 juta agar bisa mendapatkan keuntungan.

Pesaing Gojek dan Grab Janji Tidak Menaikkan Tarif saat 'Rush Hour'

Setelah beberapa tahun beroperasi, investor Shuddle menuntut adanya keuntungan dari perusahaan. Tapi sayangnya, dengan tantangan penurunan pasar, Shuddle gagal mendapatkan dana baru dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri operasinya pada pekan ini.

Dalam persaingan di pasar, Shuddle berhadapan dengan startup mapan yang bergerak dalam transportasi untuk anak-anak. Untuk operasi di San Francisco, Amerika Serikat, Shuddle bersaing ketat dengan Kango, yang sebelumnya bernama KangaDo.

Sementara itu, di California bagian selatan, Shuddle bersaing dengan HopSkipDrive, yang punya valuasi US$15 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya