Menunggu Kemunculan Hilal 1 Syawal 1443 Hijriah

Pemantauan Hilal untuk Menentukan Awal dan Akhir Puasa Ramadan.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah kemungkinan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022, menurut peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN-BRIN, Andi Pangerang.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

ljtimak (Konjungsi) atau fase Bulan Baru awal Syawal 1443 Hijriah jatuh pada Sabtu, 30 April pukul 20.27.57 UT atau Minggu, 1 Mei pukul 03.27.57 WIB.

Itu artinya, untuk wilayah Eropa, Afrika dan sebagian Asia bagian barat-tengah mengalami konjungsi setelah Matahari terbenam pada 30 Mei mendatang.

Fourtwnty Tutup Jakarta Lebaran Fair dengan Manis 

Sedangkan Amerika Utara dan Selatan mengalami konjungsi sebelum Matahari terbenam. Sementara itu, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru mengalami konjungsi keesokan harinya pada 1 Mei.

Peta ketinggian hilal awal bulan Syawal 1443 Hijriah untuk pengamatan 30 April petang terlihat bahwa Bulan masih di bawah ufuk untuk Kanada bagian timur, Brazil bagian Timur, Suriname, Guyana Prancis, Eropa, Afrika, Asia, Australia dan Selandia Baru.

Indosat Tetap Tenang meski Ada Lonjakan

Sedangkan untuk Amerika Utara dan sebagian besar Amerika Selatan ketinggiannya bervariasi antara -1 hingga +1 derajat. Karena ketinggian Bulan cukup rendah di dekat ufuk, Bulan sulit untuk diamati baik dengan maupun tanpa alat bantu meskipun sudah di atas ufuk.

Dengan begitu, kemungkinan hilal baru dapat disaksikan keesokan petangnya, yakni pada 1 Mei 2022. Ijtimak terjadi setelah fajar/subuh astronomis di Selandia Baru.

Di Selandia Baru, Papua Nugini, Oseania dan sebagian kecil Australia sudah mengalami Matahari terbit saat ijtimak. Sementara Chile dan Argentina sedang mengalami Gerhana Matahari Sebagian.

Beberapa jam setelahnya saat petang hari, ketinggian hilal di Chile dan Argentina cukup rendah, bahkan dekat dengan ufuk sehingga kemungkinan hilal sulit diamati di kedua negara tersebut.

Jika ijtimak terjadi setelah fajar/subuh astronomis di Selandia Baru, maka tidak ada negara manapun yang memenuhi ketinggian Bulan 5 derajat dan elongasi Bulan-Matahari 8 derajat. Sehingga, menurut kriteria Kalender Islam Global atau Rekomendasi Istanbul 2016, 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Sebagian besar Asia Tenggara, Jepang, Korea Dan Republik Tiongkok memenuhi elongasi geosentrik (diukur dari pusat Bumi) sebesar 6,4 derajat. Akan tetapi, wilayah tersebut belum memenuhi elongasi toposentrik (diukur dari permukaan Bumi) sebesar 6,4 derajat.

Sebagian besar Asia Tengah dan Asia Selatan sudah memenuhi elongasi geosentrik 8 derajat, akan tetapi keduanya belum memenuhi elongasi toposentrik 8 derajat, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Edusainsa BRIN, Kamis, 28 April 2022.

"Elongasi toposentrik 6,4 derajat dapat dicapai di bagian barat laut Indonesia (seperti Aceh dan Sumatera Utara) setelah Matahari terbenam hingga Bulan terbenam," ungkap Andi.

Meskipun begitu, negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos dan Kamboja tidak memenuhi elongasi toposentrik 6,4 setelah Matahari terbenam hingga Bulan terbenam.

Dengan demikian ada kemungkinan negara- negara tersebut menetapkan 1 Syawal pada Selasa, 3 Mei 2022. Wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat sudah memenuhi elongasi geosentrik 6,4 derajat.

Demikian juga untuk negara- negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Myanmar sudah memenuhi elongasi geosentrik 6,4 derajat. Kontur 6,4 derajat ini juga melewati China, Korea, dan Jepang.

"Seluruh Asia Tenggara dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah tanggal 2 Mei 2022, sebagaimana di sebagian besar wilayah di dunia. Meskipun demikian, kita tetap harus menunggu hasil sidang isbat yang ditetapkan Kementerian Agama selaku otoritas tunggal dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah di Indonesia," jelas Andi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya