Para Ilmuwan di Seluruh Dunia Desak PBB dan Pemimpin Dunia Deklarasikan Krisis Iklim

Ilustrasi pemanasan global.
Sumber :
  • Independent

VIVA Tekno – Para ilmuwan dari seluruh dunia pada hari Rabu, 25 Oktober 2023 secara serentak menyerukan PBB, para pemimpin dunia dan otoritas kesehatan untuk mengatasi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati sebagai salah satu darurat kesehatan global.

Terungkap! Penemuan Rumah Leluhur Umat Manusia Menggemparkan Dunia

Laporan yang diterbitkan oleh lebih dari 200 jurnal kesehatan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyatakan krisis iklim dan alam sebagai krisis tunggal yang harus ditangani bersama untuk menghindari bencana di masa depan.

Isu-isu ini akan dibahas secara terpisah pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendatang, Konferensi Para Pihak PBB (COP) ke-28 mengenai perubahan iklim di Dubai pada bulan November dan COP ke-16 tentang keanekaragaman hayati di Turki pada tahun 2024.

Danone Tidak Termasuk! Ini Daftar Perusahaan Pendukung Israel Menurut PBB

Beruang kutub terdampak perubahan iklim

Photo :
  • YouTube/Guardian News

Komunitas penelitian yang terkait dengan kedua COP tersebut sebagian besar terpisah. Namun, mereka menyimpulkan dalam lokakarya bersama pada tahun 2020 bahwa ada kebutuhan untuk mengatasi keduanya secara bersamaan.

Kondisi Gaza Jauh Lebih Hancur Dibanding Kota di Jerman Pada Perang Dunia II

“Hanya dengan mempertimbangkan iklim dan keanekaragaman hayati sebagai bagian dari masalah kompleks yang sama, solusi dapat dikembangkan untuk menghindari maladaptasi dan memaksimalkan hasil yang bermanfaat,” kata mereka saat itu, mengutip DW, Kamis, 26 Oktober 2023.

Di saat perubahan iklim diperkirakan akan mengambil alih deforestasi dan faktor-faktor lain sebagai penyebab utama hilangnya alam, para ilmuwan mengatakan sangat penting untuk memahami keterkaitan kita dengan alam.

“Tanpa alam, kita tidak punya apa-apa,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tahun lalu.

Krisis-krisis ini berdampak pada kesehatan manusia secara langsung dan tidak langsung, berdampak pada hal-hal penting seperti makanan dan air, serta meningkatkan risiko seperti cuaca ekstrem dan penyakit, kata laporan itu.

Kemungkinan dampak langsung dari memburuknya kemiskinan akan menyebabkan migrasi massal dan konflik, menurut para ahli.

Dampak kesehatan dari perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati kemungkinan besar akan dialami secara tidak proporsional oleh masyarakat yang rentan, sehingga perlu adanya perhatian terhadap perlunya mengatasi kesenjangan lingkungan dan sosial.

Ilustrasi perubahan iklim.

Photo :
  • Deccan Herald

Pada bulan Desember 2022, COP keanekaragaman hayati berkomitmen untuk melestarikan 30 persen daratan, pantai, dan lautan global pada tahun 2030. Negara-negara maju menjanjikan US$30 miliar per tahun untuk membantu negara-negara lain, yang mencerminkan komitmen COP iklim sebelumnya.

Namun banyak dari janji-janji tersebut yang belum dipenuhi, sehingga mendorong dunia menuju “titik kritis.”

Memulihkan keanekaragaman hayati dan mengatasi perubahan iklim sebagai salah satu krisis adalah satu-satunya jalan ke depan, tegas laporan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya