ITI: Program Magang Bermanfaat untuk Mahasiswa dan Dunia Industri

Ilustrasi pabrik mobil.
Sumber :
  • Asdafnews

VIVA – Ketua Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia (ITI) Jones Victor Tuapetel mengatakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) khususnya kerja magang membawa manfaat untuk mahasiswa dan dunia industri.

Kemnaker Berkomitmen Terus Tingkatkan Kinerja Layanan Publik Balai Besar K3 Jakarta

"Manfaatnya dirasakan baik oleh pihak industri maupun perguruan tinggi," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Depok, Rabu (22/12).

Ia mengatakan revitalisasi industri alat berat melalui program "link and match" antara Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia (ITI) Tangerang Selatan dan PT Komatsu Indonesia dinilai berhasil dan menjadi indikator keberhasilan program MBKM, khusunya kerja magang di industri.

Dharma Polimetal Tebar Dividen 2023 Rp 171,29 Miliar, 28 Persen dari Laba Bersih

Melalui program Kerja Magang Kampus Merdeka, katanya, ada empat mahasiswa ITI melakukan "improvement" di industri alat berat pada subkontraktor PT Komatsu Indonesia

Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian, dan Kemahasiswaan ITI Dwita Suastiyanti menyatakan kegiatan tersebut sejalan dengan kebijakan MBKM yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya

"Program Studi Teknik Mesin ITI melalui kerja sama dengan PT Komatsu Indonesia mengirim empat mahasiswa untuk melaksanakan kerja magang pada tanggal 5 April 2021. Kerja sama ini terjalin atas kerja sama yang baik antara Institut Teknologi Indonesia dengan Ikatan Alumni Mesin-ITI (IAM-ITI)," ujar dia.

Sebanyak empat mahasiswa itu, Asep Firmansyah, Reza Nurrohman, Indra Wira Widyadhana, dan Ismail Nur Fahmi. Para mahasiswa melakukan kerja magang selama satu semester, terhitung April hingga Oktober 2021.

Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia Pratjojo Dewo menyampaikan program magang itu meliputi dua tahap. Tahap pertama, selama dua bulan mahasiswa diperkenalkan pada budaya kerja industri manufaktur alat berat (pembelajaran monozukuri) melalui "class activity" dan kunjungan lapangan di PT Komatsu Indonesia.

Dilanjutkan dengan penempatan selama empat bulan di beberapa pemasok PT Komatsu Indonesia di Tegal (PT Milako Teknik Mandiri, PT Japra Mandiri, PT Prima Karya, dan PT Intan Pratama Jaya).

"Para mahasiswa ditempatkan untuk melakukan 'improvement' di bidang Safety, Quality, Delivery and Cost (SLQDC)," ujarnya.

Selama magang, para peserta menemukan beberapa "defect" pada proses manufaktur yang menurunkan SLQDC. Mereka juga berhasil memperoleh solusinya sehingga terjadi "improvement" SLQDC.

Asep Firmansyah berhasil menurunkan "defect" pada proses "painting" dan "welding" hingga level 0 di PT Japra Mandiri, Reza Nurrohman berhasil mengidentifikasi alat bantu untuk proses manufaktur di PT Milako Teknik Mandiri, Indra Wira Widyadhana berhasil membuat alat bantu (jig) untuk menggaransi dimensi produk sesuai standar di PT Intan Pratama Jaya, dan Ismail Nur Fahmi berhasil memperbaiki tata kelola manajemen "drawing", "control board" dan "mal copy cutting" di PT Prima Karya.

Rektor ITI Marzan Aziz Iskandar menyampaikan dengan keberhasilan para peserta magang melakukan "improvement", terbukti bahwa program MBKM khususnya kerja magang, sukses menjadi program "link and match" antara perguruan tinggi dan industri.

"Dengan terealisasinya 'link and match' ini, para lulusan perguruan tinggi siap beradaptasi dengan dunia kerja, juga terjadi peningkatan kompetensi dan siap melahirkan pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian," katanya.

Ia menambahkan penilaian program magang dapat dikonversikan ke 20 SKS mata kuliah sehingga program magang tidak akan memperpanjang masa studi mahasiswa.

"Indikator keberhasilan lainnya adalah salah satu peserta magang, Asep Firmansyah sejak November 2021 berhasil direkrut menjadi karyawan Asia Development Center di PT Komatsu Indonesia. Asep direkrut setelah melewati beberapa proses rekrutmen dan penilaian kinerja yang baik selama magang," ujarnya.

Ia mengatakan tentang harapan pihak pemasok tentang keberlanjutan  program itu.

"Harapan dari para pemasok adalah agar program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan agar secara terus menerus terjadi 'improvement' di bidang SLQDC," katanya.

Direktur PT Japra Mandiri (salah satu pemasok PT Komatsu Indonesia) Aris Munandar mengatakan program tersebut membawa manfaat untuk mitra karena ditemukan solusi pemecahan masalah proses manufaktur oleh peserta magang. (antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya