Diskusi Social Common Capital and The Future, CSGS UI Dukung Bangun Masa Depan yang Baik

Peserta Diskusi Berjudul Social Common Capital and The Future dari CSGS UI
Sumber :
  • Galih Purnama (VIVA)

Jakarta - Center of Strategic and Global Studies Universitas Indonesia (CSGS UI) bersama Research Division on Social Common Capital and the Future Kyoto University serta Uzawa Kokusai Gakkan menggelar forum internasional berjudul “Social Common Capital and The Future”. 

UI Raih Peringkat Pertama Kampus Terbaik Indonesia Versi THE Asia University Rankings 2024

Forum ini diadakan di kampus UI Salemba pada hari Minggu (25/6/2023) serta dalam jaringan (daring). Dalam forum ini ada empat sesi yang digelar dan fokus pada kajian perkotaan dan lingkungan, sistem pangan, perawatan kesehatan, kewirausahaan sosial dan energi.

Dalam forum tersebut, Dr. Athor Subroto memberikan sambutan selaku Direktur Sekolah Kajian Stratejik & Global (SKSG) sekaligus secara ex-officio sebagai kepala CSGS UI. Kemudian hadir secara langsung President of Uzawa Kokusai Gakkan Dr. Marie Uzawa Urabe yang memberikan presentasi mengenai konsep Social Common Capital (Modal Bersama Sosial) yang diciptakan oleh ekonom terpandang Jepang almarhum Profesor Hirofumi Uzawa yang juga merupakan ayah beliau.

Aksi UI Tiru AS Gelar Kamp Palestine Solidarity untuk Penghentian Perang di Gaza Banjir Dukungan

Acara panel utama dibuka oleh sambutan dari Profesor Masatoshi Funabashi dari Kyoto University yang dilanjutkan dengan paparan materi. Selain Profesor Funabashi, dalam sesi panel utama (key panel) hadir sebagai pembicara Prof. Evawani Ellisa dari UI, Yu Sing dari Akanoma Studio, dan Profesor Akiko Okabe dari University of Tokyo. Panel utama mengkaji bagaimana aktivitas ekonomi dapat dilakukan tanpa mengabaikan aspek lingkungan serta sosial dengan menggunakan studi kasus di wilayah perkotaan Jepang dan Indonesia

Pada panel selanjutnya, Prof. Funabashi menjadi moderator untuk tema energi tema yang dibahas adalah sektor energi. Pemateri terdiri dari Daisuke Kawamoto dari Sony Computer Science Laboratories, Inc kemudian Ananda S. Ivannanto sebagai President Director PT Awina Sinergi Internasional. Panel ini dimoderatori oleh Prof. Funabashi yang membahas mengenai sektor energi di Indonesia dan Jepang.

Terungkap, Pengemudi Mobil Putih Tabrak Bus Kuning Ternyata Mahasiswa UI

Pada panel kedua diskusi menghadirkan Ibrahim Rohman selaku dosen SKSG UI serta Laras Widyaputri selaku CEO of Lokasoka.com yang dimoderatori oleh Dr. Muhammad Fuad. Sesi ini membahas mengenai teori Social Common Capital yang dikaitkan dengan perkembangan ekonomi digital serta peran ekonomi gotong royong (sharing economy).

Center of Strategic and Global Studies Universitas Indonesia (CSGS UI)

Photo :
  • Galih Purnama (VIVA)

Adapun di sesi panel terakhir yang menjadi pembicara adalah Dr. Narila Mutia Nasir dari UIN Syarif Hidayatullah dan Agustin Gunawan selaku Senior Vice President Alodokter yang dimoderatori oleh Dr. Marie Uzawa Urabe. Sesi ini membahas mengenai peran teknologi dalam meningkatkan pengetahuan dan layanan kesehatan yang terjangkau serta dampak buku panduan kesehatan bagi pengetahuan ibu dan anak.

Kepala CSGS dan SKSG UI, Athor Subroto mengatakan pihaknya sangat bahagia karena UI dapat berkolaborasi dengan Kyoto University dan menjadi tuan rumah forum internasional ini. Dari hasil diskusi ini diharapkan dapat membangun kesadaran di masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik. 

“Kita bisa bayangkan di situasi modern sekarang penting untuk membangun kesadaran komunitas untuk memiliki kepercayaan bersama membangun masa depan yang baik,” katanya, Minggu (25/6/2023).

Dari paparan yang diberikan pembicara dapat memberikan gambaran mengenai pembangunan masa depan yang ideal. CSGS UI akan memberikan dukungan terbaik untuk mewujudkan hal itu.

“Ini untuk berbagi pengalaman dari berbagai pakar. Banyak keuntungan dari forum internasional ini. CSGS memberikan dukungan maksimal untuk masa depan yang baik,” tukasnya.

Forum Social Common Capital ini membahas mengenai perubahan iklim yang terjadi saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, suhu di banyak kota telah melonjak akibat penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas. 

Perubahan iklim dalam skala global dinyatakan menentukan dan rentan terhadap aktivitas manusia. Pada Mei 2023, Organisasi Meteorologi Dunia melaporkan bahwa suhu dunia akan naik di atas ambang batas 1,5 derajat dalam lima tahun ke depan.

Gelombang panas yang memecahkan rekor Asia baru-baru ini di negara-negara seperti Singapura, Laos, Vietnam, dan gelombang panas pemecah rekor lainnya di Eropa tahun lalu menunjukkan urgensi untuk melindungi lingkungan sambil mempertahankan ekonomi dan meningkatkan keadilan sosial.

“Konsep teoritis Social Common Capital mendasari terciptanya masyarakat yang sejahtera dan memberikan solusi atas kelemahan kapitalisme, seperti meluasnya kesenjangan dan degradasi lingkungan. Social Common Capital memberi anggota masyarakat layanan dan pengaturan kelembagaan yang sangat penting dalam mempertahankan kehidupan manusia dan budaya,” kata President of Uzawa Kokusai Gakkan Dr. Marie Uzawa Urabe.

Teori Social Common Capital (Modal Bersama Sosial) dikembangkan oleh mendiang Profesor Hirofumi Uzawa yang terkenal karena penelitian terapan di bidang ekonomi polusi, gangguan lingkungan, dan pemanasan global, ekonomi pendidikan dan perawatan medis, dan teori modal bersama sosial.

 
Untuk melanjutkan warisan Profesor Uzawa, Kyoto University mendirikan Research Division on Social Common Capital and the Future yang bercita-cita untuk menginspirasi masyarakat dengan prinsip-prinsip Modal Bersama Sosial dan dengan demikian mendorong masyarakat untuk membuat perubahan di dunia tempat mereka tinggal.

“Lembaga penelitian tidak hanya mengutamakan pendalaman teori, tetapi juga implementasinya. Berprinsip bahwa dengan berbagi perjuangan yang muncul dari konflik selama proses implementasi, penelitian yang lebih berharga dapat dihasilkan,” ujarnya.

Melalui forum internasional “Social Common Capital”, pihak UI dan Kyoto University berharap dapat menyebarluaskan prinsip-prinsip Modal Bersama Sosial ke dalam diskusi di antara masyarakat global.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya