Kisah Siswi SMKN yang Harus Mencari Nafkah Dan Merawat 2 Pamannya yang Lumpuh

Siswi SMKN Salsabila Putri Aulia dikunjungi Polres Purworejo.
Sumber :
  • VIVA | Eddy Suryana (tvOne)

Purworejo – Seorang siswi SMK kelas 12 ini harus berjuang untuk kehidupan sehari-harinya mencari nafkah dengan cara berjualan dan mengurusi kedua pamannya yang mengalami kelumpuhan. Kisahnya pun viral di media sosial.

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Hal tersebut membuat Polres Purworejo terketuk hatinya bersama-sama berkunjung di kediaman siswi SMK tersebut untuk berbagi, Jumat pagi 24 November 2023. Polres Purworejo bersama-sama jajaran melakukan program rutin Jumat Berkah mengunjungi tempat warga di Purworejo yang membutuhkan dengan cara berbagi.

Polres Purworejo yang dipimpin oleh Kapolres AKBP Eko Sunaryo, S.I.K., M.K.P yang diwakili oleh Wakapolres Kompol Fadli S.H.,S.I.K, M.H, beserta jajaran pejabat utama polres berkunjung ke tempat kediaman siswi SMKN 8 yang sempat viral di medsos perihal perjuangannya dalam bersekolah, berjualan dan mengurus kedua pamannya yang lumpuh.

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

"Polres Purworejo bersilaturahmi ke Desa Tegalkuning bersama-sama melakukan anjangsana ke salah satu keluarga, yaitu adik kita Salsabila Putri Aulia SMKN 8 yang menjadi viral kemarin berkaitan dengan situasi dan kondisi keluarganya,” jelas Kapolsek Banyuurip, AKP Benny.

“Langkah selanjutnya, Polres Purworejo bersama pemerintah desa tentunya akan bekerja sama untuk Salsabila Putri, karena sudah kelas 12 di SMKN 8, tentunya nanti kita membantu agar ke depannya dia bisa mempunyai pekerjaan yang tetap setelah lulus nanti," tambahnya.

Siswa SMKN di Nias Selatan Tewas Diduga Aniaya, Kepala Sekolah Jadi Tersangka

Sudiyem, nenek Salsabila Putri Aulia, mengaku senang dikunjungi oleh pihak Polres Purworejo. "Saya sangat senang sekali, bapak-bapak mengunjungi tempat saya. Semoga semuanya pada sehat, rejeki lancar,” kata Sudiyem.

"Saya juga senang sekali cucu saya dibantu, katanya nanti kalau sudah tamat sekolah tidak mau pergi jauh ke mana-mana, mau bantu saya (nenek) untuk ngurusi paman-pamannya yang sakit. Saya berterima sekali dibantu oleh Polres Purworejo semua kebutuhan saya." jelas Sudiyem.

Putri Ikut Mencari Nafkah Sejak kecil

Siswi SMKN Salsabila Putri Aulia dikunjungi Polres Purworejo.

Photo :
  • VIVA | Eddy Suryana (tvOne)

Wajah manis Salsabila Putri Aulia selalu ceria. Putri panggilan akrab setiap harinya, Warga Dusun Krajan Desa Tegalkuning RT 02 RW 4 Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Seperti tak pernah ada beban hidup yang harus ditanggung. Gadis 17 tahun ini harus menjadi tulang punggung, dan ikut mencari nafkah mengurus keluarganya sejak kecil.

Bersama sang nenek, Sudiyem (69 tahun), yang dipanggilnya mamak, harus bekerja keras membanting tulang agar kebutuhan keluarganya tercukupi. Saat remaja lain bersenang-senang, kongkow di cafe-cafe atau sekadar di tempat ngumpul biasa dengan teman-temannya, Putri harus menyibukkan dirinya untuk mengurus kedua pamannya yang sakit akibat penyakit diestonia.

Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah ke SMKN 8 Purworejo di Desa Bajangrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini harus bangun pagi untuk memasak dan mempersiapkan kebutuhan keluarganya. Siswi kelas 12 Jurusan Tata Busana ini tinggal dengan nenek, dua paman yang sakit (satu lumpuh total dan satu nya lumpuh masih bisa berjalan akan tetapi harus dipapah)

Meskipun kondisinya sulit, Putri tak pernah mengeluh. Bahkan ia dikenal sangat ceria dan mengikuti banyak aktivitas di sekolahnya, mulai dari OSIS hingga kelompok pecinta alam. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Putri dan Neneknya membuat jajanan keripik Pare dan Rengginang. Jajanan itu mereka titipkan untuk dijual di Yayasan Embun Surga.

Untuk biaya sekolah SMK gratis, ia juga mendapat bantuan dari UPZ (Unit Pengumpul Zakat) Provinsi Jawa Tengah sebanyak Rp200 ribu tiap bulannya. Putri juga mendapat bantuan PIP dari pemerintah, bahkan juga mendapat bantuan dari GNOTA lewat guru-guru di sekolahnya.

Namun, diakui gadis ramah ini, jika hasil jualan keripik pare dan rengginang tidak bisa mencukupi kebutuhan makan sehari-hari untuk 5 orang anggota keluarganya. Dengan polos, ia bercerita kadang terpaksa harus 'hutang' ke tukang sayur.

"Saya jualan untuk biaya hidup, saya jualan keripik pare hasilnya buat kehidupan sehari-hari, ibu sudah meninggal, kalau bapak enggak tau ke mana, tinggal dengan dua om adik sepupu dan (mbah) nenek. Harapannya dilancarkan semuanya," ucap Putri.

Salsabila Putri mengaku sudah menjadi kebiasannya untuk makan tanpa lauk, hanya nasi dan sayur seadanya. Semua itu dilakoni tanpa mengeluh atau menyalahkan siapa pun atas kondisi keluarga.

Untuk pergi periksa ke dokter pun ia harus sendiri, mulai minta rujukan ke puskesmas hingga ke rumah sakit. Di usianya yang masih muda, ia harus berjuang dengan kerasnya kehidupan. Sejak usia 2,5 tahun, sang ibu, Catur Nur Fidiana telah berpulang. Sedangkan ayah kandungnya telah meninggalkan keluarga sejak dia belum dilahirkan.

Kini yang terpenting bagi Putri, harus mampu menyelesaikan sekolahnya dan segera mendapat pekerjaan untuk menopang kehidupan keluarganya. Jika bisa, gadis yang beralamat di Dusun Krajan, Desa Tegalkuning, Kecamatan Banyuurip tersebut berharap bisa bekerja di Purworejo, sehingga ia masih bisa mengurus nenek, kedua paman dan adik sepupunya.

Laporan: Eddy Suryana (tvOne)

Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya