Karya 17 Desainer Indonesia Tampil Memukau di Kota Paris

Indonesia Fashion Chamber (IFC) di kota Paris
Sumber :
  • Rose.Ma.Lina x Sofie

VIVA Lifestyle – Slow fashion menjadi salah satu argumen yang dipresentasikan Indonesia Fashion Chamber (IFC) di kota Paris pada 3-4 September 2022 lalu. Presentasi yang bertajuk Front Row ini berlangsung di lokasi yang berbeda. Pertama di sebuah kapal yang berlayar mengarungi sungai Seine, pada bagian deck kapal dibuat menjadi sebuah panggung catwalk.

Dua WNI Batal Terbang ke Paris Akibat Boarding Pass dan Visa Tertukar, Kinerja Kedutaan Disorot

Sementara di hari kedua, lokasi yang diambil adalah Galerie Boubon, sebuah gedung abad 18 bergaya Parisien dengan pilar-pilar berukir emas dan lampu kristal yang mewah. Show ini seolah dibuat lebih lengkap karena setiap perancang busana mempersembahkan sedikitnya 5 hingga 6 busana.

Acara ini turut didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia, dan juga Kementerian Koperasi dan usaha kecil menengah, Duta Besar Mohamad Oemar dan istri, juga Mufidah Kalla sebagai tamu kehormatan. Dengan latar romantisnya kota Paris, IFC kali ini menampilkan para desainer dan kreasi yang dibawa.

Tas Istri Dicuri Hingga Barang Berharga Raib, Pasha Ungu Beberkan Hal Ini

Ada 17 designer yang hadir di antaranya Rose.Ma.Lina x Sofie, Ali Charisma, Deden Siswanto, Lisa Fitria, Lenny Agustin, NY by Novita Yunus, Phillip Iswadono, Roemah Kebaya Vielga, LAELYIND, Putri Anjani by Pranaliving, BBPPMV BISPAR x SMKN 3 Malang, Nura Boutique by Oewi Wahyono, Nina Nugroho, Mida Gita Fitria, Hikmat Fashion, ISWI Fashion Academy, dan Tenun Gaya by Wignyo.

Indonesia Fashion Chamber (IFC) di kota Paris

Photo :
  • Rose.Ma.Lina x Sofie
Islamofobia di Prancis Makin Mengkhawatirkan, Ribuan Orang Lakukan Demonstrasi

Untuk catatan, acara ini sebelumnya bernama LA MODE Sur La Seine à Paris, dan kini berubah nama menjadi Front Row, yang merupakan program berkelanjutan The Fashion Journey IFC. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi designer Indonesia yang telah siap memasuki pasar global, antara lain Eropa yang memiliki pengaruh besar terhadap industri fesyen dunia. Pada tahun ini, Front Row melaksanakan kegiatan antara lain fashion showcase, business matching, dan pop up store.

“Ini kegiatan yang ketiga kalinya kami selenggarakan di kota Paris. Kami berharap event Front Row Paris dapat memberikan hasil lebih optimal dan semakin banyak media serta buyer dari negara-negara di Eropa yang hadir dan membuka peluang kerjasama bisnis ke depannya dengan para designer Indonesia. Melalui kegiatan ini, para designer Indonesia dapat melihat langsung dan mempelajari kebutuhan produk fesyen di pasar Eropa,” ucap Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber pada awak media.

Tema peduli lingkungan memang sudah menjadi tren global, sehingga tumbuhnya kesadaran untuk mencintai alam sudah harus diterapkan diberbagai bidang tidak terkecuali industri fashion. Kerja sama dengan para pengrajin lokal dihadirkan dengan persembahan beragam gaya menggunakan kain wastra. Kain yang memiliki ciri khasnya daerah di Indonesia seperti tenun kalimantan Ulap Doyo, tenun Sumba sampai batik Cirebon.

Amal Sultan yang bekerja dalam bidang fashion sebagai Head of Sales dari L’adresse Paris agency mempunyai apresiasi tersendiri setelah mengikuti secara rutin dua hari show ini. Ia tertarik dengan kreasi sederet designer fashion Indonesia yang dinamis, dan favoritnya adalah penggunaan bahan eco printing unik yang dipadukan dalam sebuah gaya kontemporer.

Slow Fashion di Paris

Photo :
  • Rose.Ma.Lina x Sofie

Menurutnya, untuk menembus market internasional, sebaiknya setiap perancang busana terutama emerging brand harus mempunyai identitas tersendiri, jangan terlalu terinspirasi oleh brand yang populer sehingga mengenyampingkan DNA-nya sendiri, kemudian membuat branding dan marketing secara terorganisir.

Selain itu, yang menarik perhatian dari para pecinta fashion di event Front Row Paris adalah brand Rose.Ma.Lina x Sofie. Brand tersebut dikenal dengan ciri color full fashion dan motif unik yang segar. Brand tersebut menciptakan scarf dengan memadukan digital image dan diproses dengan digital printing.

Scarf yang awalnya berfungsi sebagai aksesoris yang melengkapi busana, kini banyak dipakai sebagai hijab, lalu 'disulap' menjadi jaket, outer, celana dan juga rok.

“Untuk koleksi yang saya presentasikan saat Front Row Paris ada 10 look atau pakaian. Dengan mengusung tema Beyond Norms,” kata Sofie.

Tema tersebut merupakan lanjutan koleksi saat show di Muffest beberapa waktu lalu di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, bertemakan Beyond Protocol.

“Semua tema tersebut merupakan karya saya berkolaborasi dengan Rose.Ma.Lina. Yang terinspirasi dari para traveller yang melakukan perjalanan dari benua Asia menuju Eropa,” terang pria yang bernama lengkap Hadriani Ahmad Sofiyulloh ini.

Seperti diketahui, Sofie merupakan designer yang sudah melalang buana ke penjuru dunia. Melalui tema Beyond Norms ini, Sofie bersama Rose.Ma.Lina berhasil menampilkan ekpresi yang mengungkapkan keceriaan, kebebasan yang melampaui kebiasaan. Hingga memukau para undangan yang menyaksikan Front Row.

“Design ini kaya akan perpaduan motif floral dan paket warna terang yang cerah khas Asia. Serta ada motif abstrak dalam koleksi jaket, outer, bloues dan bottim, hingga mitch dan macht. Bahkan garis design tetap menegaskan ciri khas Androgyn dari saya, namun lebih playful colour dan motif,” kata Sofie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya