Kisah Mualaf, Bule Inggris Temukan Fakta Sains di Al-Quran

Salaudin
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Seorang pria asal Inggris membagikan pengalaman spiritualnya yang tak biasa dengan mempelajari berbagai agama di dunia hingga akhirnya menemukan Islam. Usai membaca kitab suci Al-Quran, hatinya tergugah dan memutuskan menjadi muslim. Bagaimana kisahnya?

Takut Alquran, Mantan Artis Cilik Ini Akhirnya Putuskan Mualaf

Salaudin kini sudah memeluk agama Islam dan meyakini bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah SWT. Kendati begitu, perjalanannya cukup berliku dalam mencari arah hidupnya di usia muda.

"Saya telah menjadi seorang muslim selama dua setengah tahun. Sebelum saya memeluk agama islam, saya adalah tipikal remaja yang hanya melakukan apa saja yang saya inginkan dengan teman-teman. Saya selalu percaya pada Tuhan dari usia yang sangat muda dan ada beberapa insiden dalam hidup saya, di mana saya ingin memiliki jawaban atas apa yang terjadi, jadi saya mulai bertanya pada diri sendiri tentang di mana saya di sini dan ke mana saya akan pergi," kenangnya dikutip dari laman Renung Kalbu.

Perjalanan Cinta Rizky Febian dan Mahalini yang Berujung Manis di Pelaminan

Salaudin telah mencari agama untuk menemukan kebenaran, sebelum masuk islam. "Saya hanya memutuskan bahwa itu tidak mungkin dari Tuhan. Saya melihat ke dalam yudaisme, saya melihat beberapa hal di sana yang saya pikir adalah kebenaran. Jadi saya mulai berlatih yudaisme dan mengajukan pertanyaan di sana mengenai kepercayaan yudaisme," kenangnya.

Salaudin kembali meragukannya lantaran menemukan fakta bahwa hanya orang yang lahir dari keturunan yahudi yang akan masuk surga. Menurutnya, itu tak masuk akal dan berpendapat jika agama dari Tuhan, harusnya untuk semua manusia, tidak untuk golongan tertentu.

Keluarga Rizky Febian Ungkap Mahalini Sudah Mualaf, Sejak Kapan?

"Anda harus dilahirkan sebagai seorang Yahudi agar Anda menjadi seorang Yahudi dan diterima di kerajaan surga yang bagi saya jika Tuhan memiliki agama dan dia memberikannya kepada umat manusia itu tidak bisa hanya untuk sekelompok orang tertentu itu harus diterima semua orang," terangnya.

Dia lalu mencari di google agama yang paling cepat pertumbuhanya di dunia. Tak lama, dia menemukan Islam. Namun, saat itu dirinya masih berfikiran negatif tentang Islam karena mempercayai berita di media.

"Saya bingung mengapa memeluk agama yang digolongkan sebagai terorisme dan kebencian. Kemudian, saya bertemu dengan seorang muslim di perguruan tinggi yang mengatakan Islam adalah agama yang indah. Itu (makna islam) disalahpahami dan dia berkata agar saya memahami sepenuhnya, lihat sendiri," kenang Salaudin.

Hingga ia bertemu teman muslim di kampus dan menyarankan dirinya untuk melihat sendiri ke agama Islam. Ia pun membaca Al-Quran dan mulai tertarik dengan ayat-ayat serta artinya. Di ayat tersebut, Salaudin menemukan bahwa di ayat Al-Quran terdapat penjelasan soal keajaiban ilmiah.

"Yang menarik perhatian saya adalah keajaiban ilmiah dari Al-Quran di mana Allah berbicara tentang hal-hal yang hanya dia yang diketahui dan diketahui oleh seorang manusia atau ciptaan, jadi karena itu saya tahu itu adalah kebenaran dan saya ingin menerimanya," terangnya.

Tak butuh waktu lama, Salaudin yang terkesima dan takjub dengan isi ayat Al-Quran pun segera datang ke pusat kota dan mencari Masjid. Rupanya, Allah segera memberinya hidayah dengan membuka hatinya sehingga mampu menerima agama Islam.

"Saya pergi ke masjid pusat dan bertanya apakah saya bisa memeluk agama Islam langsung. Dengan melalui syarat syahadat dan Anda harus percaya untuk menjadi seorang muslim," tutur Salaudin.

"Saya setuju dengan semua kondisi seperti hanya ada satu Allah yang layak disembah dan bahwa nabi Muhammad SAW adalah utusan Tuhan terakhir. Semua kitab yang diturunkan dan semua malaikat dan hari akhir, hari akhir sebagai hari penghakiman," jelasnya.

Usai membaca kalimat syahadat, terbesit secercah harapan dan cahaya di hati sang mualaf. Hatinya terasa lebih tenang dan damai seperti menemukan arah hidupnya lagi.

"Jadi sejak saat itu saya mengambil syahadat saya saya merasa sangat berbeda saya merasa lebih bahagia lebih baik dalam hidup saya," kata dia.

Ilustrasi berdoa

Photo :
  • Pixabay/ Chiplanay

Namun, Salaudin sempat mendapat reaksi keras dari keluarganya, terutama sang ibu. Salaudin diminta agar mengubah pandangan soal Islam. Namun, ia berhasil meyakinkan keluarganya hingga akhirnya mendapat dukungan untuk menerima Salaudin yang menjadi mualaf. Kini, Salaudin pun giat mempelajari agama Islam untuk terus memperbaiki ibadahnya.

"Ibuku memutuskan bahwa dia akan mengubah pendapatnya tentang islam sama seperti yang saya lakukan. Jadi ya orang tua saya sangat mendukung saya, mereka bantu dengan mencoba membuat lingkungan semudah mungkin bagi saya dan dukung fakta bahwa saya lebih bahagia sebagai seorang muslim daripada tidak menjadi seorang muslim," bebernya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya