UAS Sampaikan Tausiyah di Istana Kadriah Kesultanan Pontianak

UAS Sampaikan Tausiyah di Keraton Kadriah Pontianak.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Lifestyle – Ustaz H. Abdul Somad Batubara (UAS) menyampaikan tausiyah di Istana Kadriah Kesultanan Pontianak belum lama ini. UAS menjadi ustaz tamu dalam Peringatan Haul ke-6 dan ke-45 Sultan Sy. Abu Bakar Alkadrie dan Maulana Sultan Abdul Hamid II Alkadrie sekaligus memperingati Isra Mi’raj 1444 Hijriyah, Sabtu, 4 Maret 2023 lalu.

KPU Kalbar Libatkan 150 Ribu Petugas dalam Pilkada 2024

Dalam tausyahnya, UAS mengatakan bahwa makna dalam haul adalah mengenang dan berbakti kepada orang tua. Ia menilai haul adalah sebuah acara yang sangat penting, apalagi saat ini, menurutnya, banyak orang yang tidak mengenang bahkan tidak mendoakan orang-orang yang sudah meninggal.

Terpopuler: Anggota Polri di Timnas U-23, Rocky Gerung Larang Anies Nyagub

“Orang-orang yang sudah mendahului kita bacakan doa Al-Fatihah. Saya bangga berdiri di sini memberikan tausiyah, karena walaupun saya tidak berjumpa dengan generasi pendiri, namun saya berjumpa dengan generasi kesembilan. Mudah-mudahan kecintaan kita kepada cucu-cucu keturunan Rasulullah membuat kita bisa ke surga bersamanya,” ucap pria kelahiran Asahan tanah Sumatera ini.

Lebih lanjut, UAS juga mendoakan semoga tradisi memperingati haul dan Isra Mi’raj terus berlanjut sampai hari kiamat.

Penampakan Bule Berpakaian Minim di tengah Ceramah UAS di Lombok

“Karena dalam peringatan ini ada pembacaan Al-Quran, silaturahmi, tausiyah serta membaca shalawat. Karena ini diwajibkan untuk meningkatkan pengetahuan Agama Islam,” tambahnya.

UAS juga mendoakan keselamatan anak-anak dan agar mereka dijauhkan dari dosa-dosa besar maupun kecil serta menjadi anak sholeh dan sholehah.

"Jauhkan mereka dari narkoba, zinah, LGBT ya Allah. Jika ada bertemu hal seperti itu, didakwah dengan baik-baik. Alhamdulillah orang-orang Pontianak tidak begitu. Ya Allah, jagalah Kota Pontianak tercinta ini," katanya dalam doanya.

UAS Sampaikan Tausiyah di Keraton Kadriah Pontianak.

Photo :
  • Istimewa

Sementara itu, Sultan Pontianak, Sultan Syarif Machmud Melvin Al-Qadrie, mengatakan bahwa setiap tahun selalu dilaksanakan haul di Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak, mengenang jasa orang tuanya, yakni Maulana Sultan Syarif Abu Bakar Al-Qadrie

Dalam kesempatan kali ini, pihaknya merangkaikan dengan haul Maulana Sultan Syarif Abdul Hamid II Al-Qadrie (kakek).

"Karena selisih jarak orang tua saya wafat dan Sultan Abdul Hamid II itu hanya 1 hari. Sultan Abdul Hamid II 30 Maret, orang tua saya tanggal 31 Maret. Maka kita rangkaikan haulnya," ujarnya dalam keterangannya, Rabu, 8 Maret 2023.

Ia juga mengatakan bahwa setiap tahunnya, pihaknya melaksanakan haul biasanya di bulan rajab di tanggal 31 Maret.

"Tapi kita penyesuaian waktu Tuan Guru Ustaz Abdul Somad, sehingga kita majukan acaranya. Dapat tanggal 4 Maret, kita rangkaikan dengan Isra Mi'raj," ucapnya.

UAS Sampaikan Tausiyah di Keraton Kadriah Pontianak.

Photo :
  • Istimewa

Menurutnya, setiap pihaknya melaksanakan rangkaian haul, warga yang datang melimpah ruah. Ziarah Akbar bisa dihadiri belasan ribu orang. Sementara acara haulnya sendiri dipenuhi 10 sampai 15 ribu orang.

"Antusiasme masyarakat sekitar sini luar biasa untuk mengikuti acara ziarah atau acara besar Islam itu luar biasa. Sampai dari daerah yang hadir itu. Enggak hanya Pontianak, tapi se-Kalimantan Barat yang hadir," ungkapnya.

Sultan Syarif Machmud Melvin Al-Qadrie juga turut mengenang sosok sang kakek, Maulana Sultan Syarif Abdul Hamid II Al-Qadrie.

"Kalau kita menyebut nama Maulana Sultan, memang sultan-sultan gelarnya seperti itu, karena selaku pemimpin dari tahta Kesultanan Pontianak tadi. Kecintaan masyarakat terhadap beliau ini tidak hanya dari Pontianak, tapi sedunia. Semua sudah tahu sosok Sultan Abdul Hamid II ini, perjuangan dia dalam masa merancang lambang negara, Garuda Pancasila," katanya.

Ia menambahkan bahwa dari sang kakek merancang lambang negara bersama beberapa teman-temannya, termasuk Bung Karno dan Ki Hajar Dewantara.

"Tetapi penyempurnaan struktur garuda itu Sultan Abdul Hamid II yang melakukannya. Selain memberi nama Bhinneka Tunggal Ika, Sila pertama sampai 5 itu juga. Makna dari keIslaman, makna-maknanya ada semua. Dia tidak hanya merancang, tapi yang dituangkan dalam Bhinneka Tunggal Ika, 5 Sila itu ada maknanya, ada maknanya di KeIslaman," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya