K-Drama vs Fatwa Halal: Habib Ja'far Tegaskan Soju Halal Tetap Haram

Tradisi minum soju di Korea Selatan
Sumber :
  • Friendseat

JAKARTA – Dampak dari penyebaran budaya Korea Selatan dapat dirasakan juga di Indonesia. Lewat banyaknya drama dan film yang ditampilkan, masyarakat Indonesia pun tertarik untuk mencoba makanan-makanan khas Korea Selatan yang mungkin kurang cocok dengan cita rasa atau budaya asli Indonesia sendiri. Bahan yang dipakai pun terbilang harus diwaspadai oleh umat Muslim karena tak jarang makanan otentik Korea Selatan mengandung hal-hal yang haram seperti daging babi dan alkohol.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Salah satunya juga yang menarik perhatian para pecinta K-drama adalah soju. Minuman beralkohol ini selalu muncul di drama atau film Korea mengingat kebiasaan masyarakatnya yang suka minum--minuman keras. Namun hal ini jelas bertolak belakang dengan kebiasaan orang Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Akhirnya, ada inovasi soju halal yang merupakan minuman perisa yang dikemas dengan botol berwarna hijau menyerupai soju yang asli. Minuman ini pun menjadi incaran anak-anak muda muslim demi membuat konten atau sekadar memberikan sensasi seolah masuk ke dalam cerita K-drama sambil tetap konsumsi barang halal.

Milenial dan Gen Z Diajak Menerapkan Gaya Hidup Ini

Melihat tren ini, Habib Husein bin Ja'far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Ja'far mengungkapkan hukum konsumsi soju halal tersebut. Meskipun sudah disebut halal karena tidak mengandung alkohol, namun minuman itu bisa saja dikategorikan sebagai minuman yang haram.

Gaya Hidup Aktif Masyarakat Dorong Permintaan akan Perangkat yang Sesuai

"Soju haram atau tidak? Haram, karena itu minuman keras. Tapi ada soju halal. Meskipun soju halal, itu haram. Kenapa haram? Karena ada hal-hal yang bermasalah pada soju halal menurut para ulama di MUI dan lainnya," papar Habib Ja'far, dalam acara tausiyah di Masjid Istiqlal, Jumat 15 Maret 2024.

Munculnya soju halal itu dikhawatirkan akan membuat orang berpikir akan rasa kenikmatan dari soju yang asli. Tak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang merasakan kenikmatan dari soju halal itu jadi berpikir mencicipi soju yang haram.

"Bikin orang akhirnya bisa jadi berpikir 'soju yang halal aja enak apalagi yang haram?' Akhirnya mereka tertarik buat mencoba yang haram," kata Habib Ja'far.

Ditambah lagi, pengaruh sosial media yang membuat orang-orang berlomba membuat konten menarik menyebabkan penggunanya jadi ikut-ikutan tren yang sedang banyak digandrungi.

Habib Ja'far pun mengingatkan agar anak-anak muda tidak mudah terbawa pengaruh tren di sosial media dan tetap pada jalan meniru gaya hidup Rasulullah SAW agar mendapatkan ridhoNya.

Habib Jafar

Photo :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

"Hidup itu jangan ngikutin orang, tapi ngikutin Rasulullah," kata Habib Ja'far.

Selain itu, perihal makanan dan minuman tidak hanya memperhatikan kehalalalannya saja tetapi juga kebaikannya atau thayyib. Makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari idealnya adalah yang halal dan thayyib. Jika halal namun tidak baik, maka orang yang mengonsumsinya hanya akan merugi.

"Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib itu kalau dipikir secara logika, bukan hanya bagi orang muslim tapi bagi siapa saja yang mau hidupnya baik-baik saja," papar Habib Ja'far.

"Kalau mau hidupnya baik dan sehat, makan makanan yang baik," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya