Jual Sepatu, Mahasiswa Ini Hasilkan Rp100 Juta per Bulan

Yasa Singgih, founder Men's Republic
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA.co.id – Bagi pecinta fesyen dan brand lokal. Merek Men's Republic mungkin tidak asing. Siapa sangka, brand sepatu khusus pria yang meraup omset hingga ratusan juta ini dicetuskan oleh seorang mahasiswa.

Kisah Sara Bokker, Model Hot yang Masuk Islam Gegera Alasan Tak Terduga Ini

Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir, Yasa Singgih,  mahasiswa jurusan Marketing Communication dari Bina Nusantara Universitiy ini telah mampu mencatatkan prestasi yang membanggakan.

Lewat sebuah usaha dengan label Men's Republic sedikitnya ia berhasil meraup keuntungan sekitar Rp100 juta per bulan.  

Viral Jemaah Umrah Gak Bawa Uang, Hal Ajaib Ini Terjadi

Men's Republic adalah sebuah merek fesyen anak muda khusus laki-laki yang menjual sepatu, lewat sebuah website sejak 2014.

"Saya mulainya tahun 2014 jadi saya bikin pas awal masuk kuliah, idenya itu bikin brand sepatu cowok yang terjangkau ," ungkap Yasa saat ditemui di Global Student Entrepreneur Awards, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin, 13 Maret 2017.

Dokter Tirta Ungkap Perubahan yang Terjadi pada Dirinya Usai Lakukan Hal Ini

Usaha ini pula yang juga membawanya sebagai salah satu finalis dalam Kompetisi Asia Pacific Regional untuk Global Student Entrepreneur Awards bersama dengan delapan mahasiswa lainnya dari delapan negara se-Asia Pasifik. Bahkan dia juga berhasil maju ke tahap Grand Final ajang tersebut.

Sebagai seorang mahasiswa marketing communication, tentu Yasa tak hanya ingin menjual sebuah produk. Dia menekankan, selain fungsi yang ditawarkan oleh produk dari merek besutannya tersebut ialah emosi.

"Yang kita jual bukan cuma fungsi tapi emosi, lebih ke  brand value-nya. Jadi yang saya tawarkan itu simpel, excelent dan gentlement, jadi kita tawarkan sepatu  untuk cowok yang menunjukkan citra maskulin seorang pria," ungkap dia.

Tentu, untuk mencapai pada titik ini, ada banyak perjuangan dan juga tantangan yang telah dilewatinya. Terutama dalam membagi waktu antara kuliah dan membangun usahanya.  

"Tantangannya karena saya masih muda ya, dan mesti membagi waktu dengan kuliah. Kemudian juga bagaimana mengatur jumlah stock supaya cash flow-nya juga tetap lancar," kata dia.

Belum lagi mesti bersaing dengan kompetitor lainnya. Meski demikian, dia mengaku tidak takut bersaing dengan kompetitor dengan usaha serupa yang kini kian marak.

"Yang penting tahu dengan jelas segmennya apa dan kita bisa bikin strategi marketing yang  dengan yang lain," kata dia.

Bahkan, kini dia juga mampu memberdayakan delapan orang temannya untuk ikut membantu usahanya tersebut. Dia juga berpesan bagi para mahasiswa yang memiliki ide untuk berwirausaha untuk tidak pernah takut untuk mencoba

"Intinya jangan takut untuk mulai dari sedini mungkin dan manfaatkan kesempatan dan jangan pernah buang-buang waktu," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya