- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Kasus kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, membuat geger Tanah Air. Aktivis itu mengaku mendapatkan lebam di wajah karena telah dianiaya, padahal kenyataannya ia hanya melakukan operasi plastik.
Setelah sempat menggegerkan berbagai pihak, ibu kandung artis Atiqah Hasiholan itu mengaku telah menciptakan kebohongan pada kondisi yang ia alami tersebut.
"Saya pencipta hoax terbaik," ungkapnya kala konferensi pers.
Kasus ini kemudian membuat banyak orang bertanya terkait kesehatan mental wanita 70 tahun itu. Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi psikis Ratna Sarumpaet yang secara gamblang membohongi publik?
"Kasus (RS) kemarin harus ada assestment-nya. Pelakunya ini ada gangguan kepribadian atau tidak. Bisa jadi dia melakukannya tanpa sadar, seperti penderita kleptomania yang mencuri tapi tidak sadar," ujar Psikolog Klinis Liza Djaprie di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis 4 Oktober 2018.
Liza menegaskan bahwa secara teori psikologi, terdapat kasus pembohong impulsi. Pada kondisi ini, kebohongan yang dilakukannya akan terasa sangat mudah.
"Kebohongannya keluar saja semudah bernafas, malah kayak orang blank, seperti 'emang kemarin aku ngomong itu ya?'. Itu berarti gangguan kepribadiannya sudah mengakar," ujarnya.
Berbeda jika kebohongan tersebut dilakukan secara sadar, bisa didasari berbagai penyebab seperti berkaitan dengan politik. Intervensinya tersebut harus dijalani sesuai dengan niat untuk berubah dari pelaku.
"Jadi harus memastikan dulu, kita harus memetakan dulu penyebab pastinya dia berbohong. Baru setelah itu kita berikan intervensi pengobatannya,” ujarnya.