Suntik Botox Bikin Sulit Orgasme, Benarkah?

Ejakulasi pada wanita dapat berbeda dalam penampilan, tekstur dan kuantitas.
Sumber :
  • pexels

VIVA – Bagi beberapa orang, menjalani perawatan Botox mampu membuat wajah mereka tampak lebih menarik. Tapi siapa sangka, bahwa hal tersebut berpengaruh pada hubungan seks di atas ranjang. 

Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil

Ternyata orang-orang yang memuluskan kerutan mereka dengan perawatan seperti botox,  cenderung lebih sulit mencapai orgasme. Suntikan toxic yang dilakukan pada saat botox ternyata melumpuhkan saraf, sehingga sulit untuk menghasilkan beberapa ekspresi wajah.

Menurut psikolog di Cardiff University, ini artinya mereka tidak dapat selalu berkomunikasi dengan pasangan mereka bahwa mereka menikmati seks. Hal ini memengaruhi kinerja seksual dan berpengaruh pada perasaan senang wanita.

Dokter Boyke Ungkap Fetish Seks dengan Mayat hingga Penyebabnya

Dr Michael Lewis, yang memimpin penelitian, menyamakan efeknya dengan orang-orang yang merasa sulit untuk bahagia tanpa benar-benar tersenyum. Tanpa kontrol penuh terhadap otot-otot wajah, perempuan butuh usaha lebih untuk benar-benar mencapai orgasme.

"Ekspresi wajah yang terkait dengan orgasme memanfaatkan otot yang sama yang ditargetkan dalam perawatan kosmetik tipikal botulinum toksin," ujarnya dilansir Metro.co.uk. 

Dokter Boyke Ungkap Ada Fetish Nyleneh, Terangsang Jika Cium Popok Bayi

Ia menambahkan, bahwa konsekuensi yang diprediksi dari perawatan itu membuat wanita merasakan orgasme pada tingkat yang lebih rentan dan merasa lebih sulit untuk mencapai klimaks.

Peneliti mempelajari 36 wanita, 24 di antaranya telah diobati dengan Botox, dan kemudian mengukur Skor kepuasan orgasme indeks fungsi seksual wanita mereka. 

Mereka yang telah menjalani perawatan mengalami penurunan yang nyata dalam kepuasan mereka. Dalam jurnal Scientific Reports, Dr Lewis mengatakan: pengurangan mobilitas otot-otot ini dapat mengganggu ekspresi dan umpan balik dari kegembiraan selama aktivitas seksual.

"Hasilnya menunjukkan bahwa ekspresi wajah tidak terjadi hanya untuk mengomunikasikan kesenangan. Mereka merupakan bagian integral dari perasaan senang dan penting dalam proses mencapai orgasme," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya