Racun Laba-Laba Ternyata Bisa Atasi Sulit Ereksi

Ilustrasi pria/laki-laki.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Selama ini viagra dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi. Seperti diketahui, masalah disfungsi ereksi kerap terjadi pada pria di usia 40 hingga 70 tahun. 

Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil

Tapi kini sebuah penelitian telah mengungkap bahwa mengoleskan racun laba-laba ke alat kelamin bisa menjadi jawaban untuk semua masalah itu. Para ilmuwan percaya bahwa racun arakhnida ini bisa lebih efektif daripada Viagra untuk menyembuhkan disfungsi ereksi.

Racun dari laba-laba Brasil memang terbukti mematikan bagi manusia. Tetapi meski racun itu berbahaya, sebenarnya bisa bermanfaat bagi jutaan orang.

Dokter Boyke Ungkap Fetish Seks dengan Mayat hingga Penyebabnya

The Sun melaporkan bahwa para ilmuwan Brasil telah membuat gel dari racun arakhnida. Dalam produk itu hanya sedikit racun yang digunakan, itulah sebabnya hal itu dianggap tidak berbahaya.

Para peneliti mengklaim bahwa produk tersebut bahkan mungkin lebih baik untuk mengobati disfungsi ereksi daripada Viagra. Mereka mengungkapkan bahwa hal Ini karena racun bisa menggandakan jumlah aliran darah ke penis.

Dokter Boyke Ungkap Ada Fetish Nyleneh, Terangsang Jika Cium Popok Bayi

Sebuah uji klinis menemukan pasien dengan disfungsi ereksi mampu mencapai ereksi dalam waktu kurang dari 30 menit. Tidak ada efek samping negatif yang dilaporkan, meskipun penelitian masih dalam masa pengembangan.

Profesor Maria Elena de Lima, yang bekerja pada penelitian ini, baru-baru ini berbicara kepada Journal of Sexual Medicine tentang temuan tersebut.

"Dengan tanpa stimulasi, pembengkakan pada penis bisa berlangsung sekitar 60 menit terlihat 20 menit kemudian. Hasil ini menunjukkan bahwa ia mampu memicu ereksi, terlepas dari rangsangan seksual."

Dia menambahkan bahwa produk tersebut memiliki "potensi untuk menjadi pilihan yang aman dan efektif untuk pasien disfungsi ereksi. Ia melanjutkan, bahwa di masa depan, para ilmuwan berharap untuk mengeksplorasi apakah pengobatan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan gairah seks wanita. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya