Mitos Seputar Bell's Palsy dan Tips Mencegahnya

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pixabay/422694

VIVA – Bell’s palsy adalah kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah yang yang bersifat sementara. Kondisi ini menyebabkan salah satu sisi dari wajah akan terlihat melorot.

VIDEO: Diet Sebabkan Kulit Kusam dan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya

Penyebab dari kelumpuhan otot ini masih belum diketahui secara jelas, namun beberapa jenis infeksi virus di duga menjadi penyebab Bell's Palsy. 

Salah satu selebriti dunia yang pernah menderita Bell's palsy adalah Angelina Jolie. Beberapa media menyebut kondisi Jolie waktu itu dipicu stres dan depresi.

Bisa Bantu Kurangi Risiko COVID-19, Ini 3 Cara Dapatkan Vitamin D

Seperti apa sih mitos dan fakta seputar Bell's palsy? Spesialis Saraf, dr. Zicky Yombana, Sp.S akan menjelaskannya dalam tayangan Ayo Hidup Sehat (AHS) di tvOne, Jumat 15 Maret 2019.

1. Tidak sama dengan stroke

Puasa Berdampak pada Pencegahan Kanker?

Meski sama-sama membuat perubahan pada bentuk wajah, ternyata Bell's Palsy tidak sama dengan stroke. Penyebab keduanya juga berbeda. Jika stroke disebabkan oleh pembuluh darah di bagian otak yang bermasalah, Bell's Palsy disebabkan karena infeksi virus. 

2. Penderita darah tinggi rentan Bell's Palsy

Hal ini sama sekali tidak benar, tidak ada kaitan antara hipertensi dengan Bell's Palsy, begitupun dengan penyakit metabolik lainnya seperti diabetes. 

"Karena tidak berhubungan dengan penyakit metabolik lain, Bell's Palsy gangguan penekanan di saraf nomor tujuh pada wajah."

3. Pengobatan lama

Anggapan bahwa proses penyembuhan penyakit ini lama juga salah, karena jika ditangani dengan cepat dan mendapat pengobatan yang tepat, pengobatan bisa lebih singkat dan kemungkinan untuk sembuh mencapai 100 persen sangat besar. 

Agar terhindar dari penyakit ini, dua hal yang perlu dilakukan antara lain, memperbaiki imunitas dengan mengkonsumsi buah, sayur serta minum banyak air, kemudian hindari udara kotor mengingat penyakit ini disebabkan oleh virus. Jika harus melakukan kontak dengan udara kotor dan berpolusi sebaiknya gunakan masker. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya