Minum Susu Hangat Malam Hari Bikin Cepat Tidur, Benarkah?

Ilustrasi minum susu.
Sumber :
  • Pixabay/bykst

VIVA – Tidur merupakan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh setiap manusia. Tidur yang cukup akan membuat tubuh bisa meregenerasi sel-sel yang rusak. Setiap harinya, kita disarankan untuk tidur 7-8 jam.

Bisakah Insomnia Menyebabkan Diabetes? Ini Penjelasannya

Sayangnya banyak yang mengeluhkan tidak mudah tidur dan bahkan mengalami insomnia. Alasan umum yang membuat orang sulit tidur adalah kelelahan hingga stres.

Jika Anda mengalami masalah tersebut dan bingung bagaimana cara mengatasinya, mungkin bisa mencoba tips dari ahli nutrisi Emilia Achmadi, MS., RDN. Cara terbaik untuk membantu seseorang untuk mudah tidur di malam hari adalah dengan mengonsumsi susu hangat.

Hati-hati Insomnia Bisa Picu Diabetes

Mengapa demikian? Hal ini lantaran kandungan kalsium dan magnesium yang ada pada susu membantu untuk muscle contraction (kontraksi relaksasi). Yang mana menurutnya, ketika meminum susu di malam hari sebelum tidur akan mempercepat relaksasi otot-otot yang tegang.

“Kalau minum susu di malam hari sebelum tidur yang terjadi itu proses yang tegang seharian dipaksa atau dipercepat untuk restlessnya jadi terbayang lagi tegang capek dipaksa tidur enggak bisa makanya minum susu,” kata dia dalam acara Greenfield Family Land di Mal Gandaria City Jakarta Selatan, Kamis 1 Agustus 2019.

Sering Insomnia? Coba 10 Lagu Korea yang Enak Didengar Buat Tidur

Konsumsi susu di malam hari ini disarankan susu full cream yang dihangatkan pada suhu 60 derajat dalam hitungan beberapa detik. Hal ini lantaran, sensasi hangat dari susu ini secara psikologis membuat nyaman seseorang untuk tidur.

“Minum susu dihangatkan bisa membuat nyaman, tapi susu dingin enggak masalah sih. Sebaiknya adalah susu full cream, karena produk susu dengan aneka rasa itu mengandung sedikit gula yang berpengaruh pada kesehatan,” jelas dia. (ren)

Ilustrasi stres/sakit kepala/pusing.

Penyintas COVID-19 Rentan Alami Gangguan Tidur, Ini Alasannya

Kondisi yang dinamakan post-covid syndrome ternyata tak hanya menyerang fisik, tetapi juga mental penyintas COVID-19. Simak penjelasannya berikut ini.

img_title
VIVA.co.id
11 Januari 2022