Nyeri Lutut hingga Bengkak dan Merah, Perlukah Operasi?
- U-Report
VIVA – Nyeri lutut seringkali dianggap sepele, karena dalam beberapa kasus memang bisa sembuh dengan sendiri. Tapi yang tidak banyak diketahui, kasus nyeri lutut bisa menetap dan menghambat aktivitas jika tidak segera diobati.
Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakkan. Seperti dijelaskan dr. Ibrahim Agung, SpKFR, dari Klinik Patella, nyeri pada lutut seringkali disebabkan oleh osteoarthritis.
"Osteoarthritis sering menyerang lutut melebihi penyakit-penyakit pada persendian yang menyertai populasi usia lanjut dan pada obesitas, jadi anjuran untuk operasi lutut meningkat," ungkap Ibrahim dalam keterangan tertulisnyaa yang diterima VIVA, Senin, 16 Desember 2019.
Tapi, lanjut Ibrahim, sebagian besar penderita nyeri lutut menolak untuk dilakukannya operasi namun masih ingin terbebas dari rasa nyeri. Lantas, apakah semua nyeri lutut harus segera diatasi dengan operasi?
Menurut Ibrahim, berkat kemajuan teknologi di bidang kedokteran, penanganan nyeri lutut sebenarnya dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satunya, adalah injeksi dengan Platelet-Rich Plasma (PRP). Teknologi ini memiliki prinsip kerja regenerasi.
“PRP mengandung faktor pertumbuhan (growth factor) dan protein lain yang dapat merangsang terjadinya proses perbaikan (regenerasi) jaringan, sehingga dapat membantu penyembuhan atau perbaikan jaringan yang rusak secara alamiah,” kata dr. Ibrahim.
Menurut National Institute for Clinical Excellence (NICE), injeksi PRP untuk membantu mengatasi nyeri lutut akibat OA dapat dikatakan minim risiko. Namun, masih memerlukan riset lebih lanjut.
"Hampir semua nyeri lutut dapat dituntaskan tanpa operasi. Namun, semua tindakan perlu dan selalu dilakukan dengan USG-guided (terpadu USG), seperti yang kami lakukan. USG-guided ini digunakan untuk memastikan akurasi tindakan dan mencegah kerusakan pada struktur lain di sekitar lutut,” kata dia.