Ini Alasan Kamu Gak Perlu Panik di Tengah Wabah Virus Corona

Pakai masker sebagai antisipasi wabah Virus Corona.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Dua WNI asal Depok yang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau COVID-19 membuat sebagian masyarakat Indonesia panik. Di hari yang sama, berbagai produk masker, sabun cuci tangan dan hand sanitizer ludes di mana-mana.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Banyak pula yang memborong supermarket untuk membeli bahan kebutuhan pokok untuk berjaga-jaga.

Kepanikan masyarakat sebenarnya bisa dimengerti karena kasus virus corona yang telah lebih dulu melanda sejumlah negara tetangga. Namun, ada baiknya Kamu tidak panik, apalagi sampai panic buying.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Cukup waspada dan menjaga kesehatan tubuh, karena ternyata virus corona tak se-mematikan yang Kamu kira, seperti diungkapkan oleh Pakar Virus Lembaga Eijkman, Prof. dr. Amin Soebandrio.

"Kalau kita lihat dari keseluruhan kejadian corona, kita bisa melihat bahwa tidak semua orang yang terpapar itu sakit. Dan orang yang sakit pun tidak semuanya berat. Yang berat, tak semuanya meninggal," ujar Amin saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa, 3 Maret 2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sekadar informasi, dilansir dari laman Worldometers.info, Selasa, 3 Maret 2020, hingga berita ini ditulis, kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 92.321 kasus dan angka kematiannya sebanyak 3.137 orang atau hanya sekitar 3,4 persen.

Amin juga menambahkan kalau sebagian besar pasien virus corona sembuh dengan sendiri. Menurutnya, orang dengan virus corona yang tidak memiliki gejala, berarti virusnya tidak berkembang di tubuhnya, sehingga potensi menularnya tidak besar.

Amin lantas mengimbau pentingnya menjaga kekebalan tubuh agar terhindar dari virus asal Wuhan, China ini. Tak hanya itu, yang tak kalah penting adalah menghindari paparan dosis virus corona yang lebih tinggi, dengan tidak berada di kerumunan atau keramaian.

"Kalau orang kerja di rumah sakit, merawat pasien terinfeksi corona, maka kemungkinan tiap hari terpapar. Jadi dosisnya tinggi. Atau di ruangan tertutup, kerumunan orang dan ada satu atau dua orang dengan virus corona. Jadi orang akan terpapar ke dosis yg lebih tinggi," kata dia.

"Dari situ bisa menyampaikan, yang harus dilakukan adalah menjaga kekebalan tetap tinggi supaya infeksi virus kecil dan menghindari dosis virus yang lebih besar, artinya menghindari keramaian," tambah Amin.

Untuk masker, Amin menekankan bahwa masyarakat harus mengetahui kapan waktu mereka harus memakai dan tidak memakai masker. Orang sehat yang merawat orang sakit wajib pakai masker.

Tapi, orang sehat yang berada di ruangan dengan udara terbuka tak perlu menggunakan masker. Beda halnya ketika Kamu sakit dan sedang berada di tempat umum, maka harus memakai masker agar tak ada orang lain yang tertular.

Terakhir, ia meminta masyarakat untuk rajin mencuci tangan apalagi sehabis menyentuh benda-benda di tempat umum.

"Droplet bisa jatuh di mana aja, kita enggak tahu. Jadi harus rajin cuci tangan kalau kita menyentuh benda di tempat umum. Bisa dengan air dan sabun atau hand sanitizer. Cucilah tangan sebelum menyentuh muka," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya