Persentase Kematian COVID-19 di Indonesia Tinggi? Ini Kata Ahli

Simulasi penanganan pasien virus corona COVID-19.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

VIVA – Jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau COVID-19 di Indonesia semakin bertambah. Tercatat, data per hari Rabu,18 Maret 2020, pasien positif COVID-19 di Indonesia mencapai 227 pasien, 197 dalam perawatan, 11 dinyatakan sembuh, dan 19 orang meninggal.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dengan angka tersebut, sempat ramai jadi sorotan di media sosial, Indonesia disebut sebagai negara dengan persentase kematian yang tinggi akibat COVID-19 yang mencapai 8,37 persen. Bahkan angka itu mengalahkan Italia, 8,34 persen, sedangkan angka kematian di dunia, 4,07 persen.

Mengenai hal ini, dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, membantah kabar tersebut. Menurutnya, persentase angka kematian akibat virus corona di Indonesia disebut tinggi, tidaklah benar.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Bukan begitu, tidak tepat begitu. Kalau di tempat lain itu, jadi yang diperiksa sudah banyak banget. Jadi, misalnya kalau di Italia sudah puluhan ribu, di kita yang diperiksa baru sedikit," ujarnya, saat dihubungi VIVA melalui sambungan telepon, Kamis 19 Maret 2020. 

Zubairi lebih lanjut menjelaskan, angka persentase itu didapatkan dari jumlah orang yang meninggal ditambah jumlah orang yang terinfeksi. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kalau kita jumlah yang ditemukan baru sedikit. Misalnya kita periksa 10 ribu atau 20 ribu, mungkin ketemu di atas 5000 ribu, mungkin sekali. Nah, misalnya ketemunya 5000, maka angka 9 atau berapapun yang meninggal jadi kecil," tambah dia. 

Menurut Zubairi, permasalahannya adalah karena kita belum menemukan gunung es-nya berapa. Apakah sudah mendekati atau belum. "Sebetulnya bukan angka kematian tinggi, tapi belum bisa dihitung untuk sekarang ini, karena angka kematiannya terlalu kecil," terang dia. 

Persentase tersebut belum bisa dibandingkan dengan negara lain, karena beberapa negara di dunia memiliki jumlah kasus pasien COVID-19 yang jauh lebih tinggi. 

"Tapi nanti kalau misalnya, semoga saja tidak, Indonesia sudah ketemu 5000, itu baru mendekati kebenaran angkanya. Yang meninggal dibagi yang terinfeksi, kali seratus persen ada berapa persen," kata dia. 

Profesor tersebut kembali menegaskan, kasus COVID-19 di Indonesia tergolong tinggi tidaklah benar, apalagi jika disebut Indonesia tertinggi di dunia. "Belum cukup data, datanya terlalu kecil untuk dipersentasekan. Jadi harus menunggu, setelah kita memeriksa katakan di atas 5000 tes gitu ya," tutur dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya