Viral, Minum Suplemen Bisa Perparah Pasien Positif COVID-19

Ilustrasi vitamin, obat, suplemen
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Dunia maya dihebohkan dengan viralnya informasi terkait salah satu suplemen bernama Imboost yang disebut dapat memperparah kondisi pasien positif COVID-19. Suplemen tersebut dikatakan dapat membentuk sebuah zat yang malah makin berbahaya bagi tubuh.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Pada pesan gambar yang viral itu, disebutkan bahwa kandungan di dalam imboost bernama Echinacea meningkatkan IL-6. Padahal, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa Echinacea menghambat atau menurunkan mediator-mediator pro-inflamasi, termasuk IL-6.

Vice President Research & Development and Regulatory SOHO Global Health, DR. Raphael Aswin Susilowidodo, ST, M.Si, menjelaskan, bahwa pesan gambar yang telah beredar sejak 24 Maret 2020 tentang kontra indikasi penggunaan suplemen Immuno-boosting pada pasien COVID-19 tidak memiliki rujukan klinis yang valid. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Aswin menjelaskan Echinace purpurea yang terkandung dalam Imboost dan Imboost Force memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti Echinacea dapat mengatur kerja sistem imun tubuh. Lebih lanjut Aswin menjelaskan, Echinace purpurea memainkan fungsi yang dapat menyesuaikan kebutuhan tubuh ketika sehat dan ketika menderita infeksi.

"Imbost dan Imboost Force bisa digunakan secara rutin selama delapan minggu sesuai aturan pakai di kemasan," kata dia dikutip Jumat 27 Maret 2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sejalan dengan itu, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Agus Joko Susanto, Sp.PD-KAI, FINASIM menyatakan, sistem imun tubuh manusia sangat kompleks. Sementara imunomodulator terbagi tiga, yaitu sebagai imunostimulator, imunsupresor dan imunoregulator. Ketiganya saling mengontrol dan saling menyeimbangkan.

Agus menerangkan, orang sehat boleh saja mengonsumsi imunomodulator. Ia menerangkan kontraindikasi konsumsi imunomodulator hanya terjadi pada orang dengan penyakit autoimun (Penyintas Autoimun). Terkait hoax yang beredar, Agus menyatakan penelitian Echinacea terhadap COVID-19 belum ada sampai saat ini.

"Menurut saya terlalu dini untuk menyimpulkan hubungan antara keduanya. Terkait masalah IL-6 sebagai marker, boleh dikatakan belum tentu dipastikan sebagai marker," kata dokter Agus.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si., juga menegaskan bahwa pesan gambar yang menyatakan Echinacea dan propolis sebagai kontraindikasi terhadap COVID-19 adalah keliru atau hoax. Inggrid menyatakan suplemen kesehatan, termasuk suplemen herbal Echinacea dan propolis yang mempunyai izin edar Badan POM telah melalui pengujian keamanan sehingga masyarakat umum dinyatakan aman untuk mengkonsumsinya.

"Karena belum ada studi tentang hubungan antara COVID-19 dengan konsumsi Echinacea dan propolis, maka penarikan kesimpulan tentang kontra-indikasi COVID-19 yang terlalu dini," jelas dokter Inggrid.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya