Daftar Obat yang Dapat Memerangi Gejala Virus Corona

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Saat ini, belum ada obat yang dapat mencegah atau menyembuhkan virus corona atau COVID-19. Dan para peneliti sedang berlomba-lomba menguji serta mengembangkan berbagai pengobatan baru. Namun, ada obat-obatan tertentu yang sudah tersedia, yang dapat membantu meringankan gejala COVID-19 ringan hingga sedang. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dilansir Boldsky, berikut daftar obat-obatan yang dapat meringankan gejala COVID-19 ringan. Juga obat antivirus eksperimental dan obat COVID-19 lainnya yang saat ini masih dalam pengembangan. 

Remdesivir - Obat Ebola

Remdesivir merupakan obat yang dikembangkan oleh Gilead Sciences Inc. Remdesivir awalnya dikembangkan untuk mengobati hepatitis C, kemudian diuji untuk penyakit virus Ebola dan penyakit virus Marburg, yang memiliki hasil menjanjikan. Para peneliti dan otoritas kesehatan saat ini sedang mengevaluasi keamanan dan kemanjuran remdesivir untuk orang dewasa dengan COVID-19 sedang atau berat. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Hydroxychloroquine dan Chloroquine - Obat Malaria

Hydroxychloroquine, menjadi salah satu obat yang sering dibahas pada awal-awal April 2020, di tengah pandemi COVID-19. Hydroxychloroquine merupakan obat resep dalam bentuk tablet oral dan dapat digunakan sebagai bagian dari obat kombinasi dan digunakan dalam pengobatan malaria. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sedangkan chloroquine fosfat adalah obat antimalaria dan amebisida yang digunakan dalam pengobatan dan pencegahan malaria serta amebiasis, infeksi usus dengan parasit yang disebut Entamoeba histolytica (E. histolytica).

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), belum menyetujui keduanya untuk mengobati COVID-19. Sedangkan Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA), hanya menyetujui pemakaian kedua obat tersebut untuk kasus-kasus tertentu saja. 

Favipiravir - Obat Influenza

Obat ini telah terbukti efektif melawan virus RNA, seperti influenza dan rhinovirus, serta bertindak sebagai obat pencegahan untuk infeksi virus Ebola. Tim peneliti saat ini sedang menyelidiki keamanan dan kemanjuran favipiravir untuk mengobati COVID-19 moderat.

Kaletra - Obat HIV

Obat HIV, Kaletra telah digunakan selama berbulan-bulan di rumah sakit di Wuhan. Di mana obat tersebut diresepkan bersama dengan obat kedua, bismuth potassium citrate. Obat ini dinyatakan dapat membantu mengurangi viral load orang-orang yang terinfeksi virus corona. 

Interferon Beta - Obat Penyakit Paru

Telah menunjukkan efektivitas dalam memerangi SARS, Interferon Beta sedang diuji untuk COVID-19. Obat ini membantu mencegah serangan kekebalan dengan menghalangi aksi dan membantu mengurangi peradangan serta reaksi kekebalan tubuh. Obat ini juga terbukti efektif dalam pengobatan multipel skleroris. 

Acetaminophen - Obat pereda nyeri

Acetaminophen merupakan obat analgesik yang membantu meredakan nyeri ringan akibat sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, nyeri artritis ringan, pilek, sakit gigi dan kram pramenstruasi serta menstruasi. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi demam. 

WHO telah merekomendasikan penggunaan acetaminophen untuk membantu menguragi demam dan nyeri yang terkait dengan infeksi virus corona ini. 

Losartan - obat tekanan darah

Losartan merupakan obat tekanan darah generik yang saat ini sedang dalam penelitian untuk membantu pasien dengan COVID-19. Obat ini bekerja dengan menghalangi reseptor yang dapat meningkatkan tekanan darah. 

Seperti sifat penelitian lain, penelitian tentang hubungan antara COVID-19 dengan obat hipertensi juga memiliki pandangan yang bertentangan, di mana para peneliti menyarankan obat hipertensi sebagai pengobatan potensial COVID-19, sementara yang lain mengatakan itu dapat meningkatkan komplikasi. 

Obat batuk

Awalnya, beberapa peneliti mengatakan bahwa obat batu yang dijual bebas tidak efektif dalam mengobati gejala COVID-19 ringan. Namun, teori saat ini menyatakan bahwa obat-obatan ini dapat dicoba. Studi tentang obat ini juga sedang dilakukan. 

Terapi plasma
Meski bukan obat, terapi plasma menunjukkan harapan untuk mengobati virus corona. Metode ini menggunakan plasma konvalesen yang diekstraksi dari darah pasien COVID-19 yang sudah sembuh, yang dikatakan mengandung antibodi yang mampu menetralkan SARS-CoV-2. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya