WHO: Orang Paling Menularkan COVID-19 saat Pertama Merasa Tidak Sehat

Ilustrasi virus corona.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Hasil studi menunjukkan, orang dengan virus corona atau COVID-19 paling menular, hanya pada titik ketika mereka pertama kali mulai merasa tidak sehat, demikian menurut para pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Inilah alasannya sangat sulit untuk mengontrol penyebaran virus yang menyebabkan penyakit COVID-19, tetapi itu dapat dilakukan melalui pengujian yang ketat dan jarak sosial, kata mereka. 

"Tampaknya dari informasi yang sangat terbatas yang kami miliki saat ini bahwa orang-orang mempunyai lebih banyak virus dalam tubuh mereka pada atau sekitar waktu mereka mengalami gejala sangat awal," kata Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi WHO sekaligus pemimpin teknis pandemi, melalui siaran langsung di media sosial, dikutip Times of India, Kamis 11 Juni 2020. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Studi pendahuluan dari Jerman dan Amerika Serikat menunjukkan, orang dengan gejala ringan dapat menular hingga 8-9 hari, dan itu bisa jauh lebih lama pada orang yang menderita sakit parah. 

Sebelumnya, beberapa pakar penyakit mempertanyakan pernyataannya bahwa penularan COVID-19 oleh orang-orang tanpa gejala sangat jarang, namun kemudian pernyataan tersebut ditarik kembali dengan mengatakan pedoman ini dapat menimbulkan masalah bagi pemerintah. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Mengutip studi pemodelan penyakit, lebih lanjut Kerkhove menyatakan, beberapa orang yang tidak merasakan gejala, masih dapat menginfeksi orang lain. 

"Sekitar 40 persen transmisi mungkin disebabkan oleh gejala (kasus), tetapi itu berasal dari pemodelan. Jadi, saya tidak memasukkan itu dalam jawaban saya kemarin, tetapi ingin memastikan bahwa saya menjelaskannya," lanjut dia.

Dr. Mike Ryan, pakar kedaruratan utama WHO, mengatakan bahwa virus corona bersarang di saluran pernapasan atas, yang membuatnya lebih mudah untuk ditularkan melalui percikan air liur dibanding virus terkait, seperti SARS atau MERS, yang berada di saluran pernapasan bawah. 

"Sekarang seperti yang kita lihat pada COVID-19, kita memiliki patogen infeksius yang ada di jalan napas atas, di mana viral load memuncak pada saat kita baru mulai sakit," kata dia. 

"Itu berarti saat Anda berada di restoran dengan perasaan yang sangat baik kemudian mulai merasa demam, tapi Anda merasa baik-baik saja, sehingga Anda tidak berpikir untuk tinggal di rumah, padahal pada saat itulah viral load Anda sebenarnya cukup tinggi," kata Mike. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya