3 Aktivitas Sehari-hari Paling Sering Picu Nyeri Pinggang

wanita nyeri pinggang
Sumber :
  • inmagine

VIVA – Nyeri pinggang sering dialami hampir semua orang di dunia. Nyeri pinggang merupakan nyeri yang berasal dari daerah rusuk bagian bawah. 

Alami Nyeri Pinggang dan Kesemutan Saat Mudik? Coba Pijat di Beberapa Titik Vital Ini

Nyeri pinggang umumnya dipicu aktivitas berat atau aktivitas yang membebani tulang belakang. Tanpa disadari ada sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh kita dalam sehari-hari membebani tulang belakang, misalnya tidur. 

Dokter spesialis bedah orthopedi & traumatologi di RS Pondok Indah - Puri Indah, Muki Partono menjelaskan, dalam sebuah penelitan tidur saja bisa menekan bantalan pada cakram sebesar 25 kg.

Tanda Alami Gejala Kanker Ginjal, dari Nyeri Pinggang hingga Batuk Berdarah

Baca juga: Jangan Pernah Abaikan Nyeri Pinggang, Ini Bahayanya

"Menurut penelitan, tidur saja bisa menekan bantalan pada cakram sebesar 25 kg, kalau miring ke kiri lebih besar," kata Muki dalam acara webinar belum lama ini. 

Nyeri Pinggang Tanda Saraf Kejepit, Bila Diabaikan Terjadi Kerusakan Saraf Permanen

Selain tidur, aktivitas duduk juga menjadi aktivitas yang paling membebani tulang belakang. Bahkan disebut Mukti duduk memberikan beban lebih besar pada bantalan cakram dibandingkan dengan tidur sehingga dapat memicu munculnya nyeri pinggang.

"Paling tinggi yang kita tidak sadari adalah saat duduk. Duduk lebih besar dibanding tidur dan berdiri. Kalau orang bilang lebih capek berdiri daripada duduk kenyataannya tidak," jelas dia.

Selain itu, gerakan membungkuk misalnya menyapu, mengepel lantai juga merupakan aktivitas yang membebani tulang belakang. 

"Seperti menyapu, mengepel, nyuci. Atau, di kantor banyak duduk di depan laptop, ambil barang di bawah. Itu sederhana tapi bisa picu tekanan cakram yang sebabkan problem nyeri pinggang," kata Mukti. 

Untuk menghindari nyeri pinggang,  dia menyarankan untuk maksimal duduk selama satu jam, kemudian lakukan peregangan. Selain itu, Anda juga bisa merebahkan tubuh selama lima menit sebelum akhirnya kembali bekerja. 

"Jangan duduk lama, sebaiknya bikin timer, saya sarankan satu jam. Enggak boleh sampai 4 jam. Setelah 1 jam, jalan atau berputar," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya