Ahli: PSBB Transisi Bikin Kasus Virus Corona Melonjak Tinggi

Warga melintas di dekat mural bergambar tenaga medis dan Virus Corona di Bantul (foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di wilayah DKI Jakarta, diperpanjang hingga 31 Juli 2020, mendatang. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai masih terlalu berisiko bila melakukan pelonggaran. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Lebih parah dari itu, Ahli Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, dr Pandu Riono, MPH, Phd, menilai PSBB transisi malah membuat jumlah kasus virus corona di Indonesia, terus melonjak tinggi. Apa alasannya? 

"Karena sejak PSBB kan orang disuruh tinggal di rumah. Kalau tinggal di rumah memang tidak menularkan karena gak ketemu orang lain. Begitu manusia bergerak keluar, bertemu dengan orang lain, maka potensial terjadi penularan. Faktanya memang akan meningkat selama pelonggaran," ujarnya saat tayangan Hidup Sehat di tvOne.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: Vaksin China Tiba di Indonesia, Ahli Sebut Kita Belum Bisa Bergembira

Lebih lanjut dokter Pandu menjelaskan, sebenarnya mudah untuk mengatasi kondisi ini. Kuncinya hanya satu, patuh pada aturan dan protokol kesehatan. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kalau kita melakukan aktivitas keluar, selalu 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Itu tiga-tiganya bisa kita lakukan, karena itu akan mengurangi risiko penularan," lanjut dia. 

Apalagi, menurut Pandu, di masa PSBB transisi ini banyak orang yang mengabaikan protokol kesehatan, karena menganggap COVID-19 sudah berakhir. 

"Karena kan disebut sebagai the new normal, orang anggapnya sudah normal. Jadi, orang menganggap gak perlu memakai masker. Jadi disangkanya corona sudah berakhir. Padahal masih tinggi sekali," kata Pandu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya