- ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
VIVA – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di wilayah DKI Jakarta, diperpanjang hingga 31 Juli 2020, mendatang. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai masih terlalu berisiko bila melakukan pelonggaran.
Lebih parah dari itu, Ahli Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, dr Pandu Riono, MPH, Phd, menilai PSBB transisi malah membuat jumlah kasus virus corona di Indonesia, terus melonjak tinggi. Apa alasannya?
"Karena sejak PSBB kan orang disuruh tinggal di rumah. Kalau tinggal di rumah memang tidak menularkan karena gak ketemu orang lain. Begitu manusia bergerak keluar, bertemu dengan orang lain, maka potensial terjadi penularan. Faktanya memang akan meningkat selama pelonggaran," ujarnya saat tayangan Hidup Sehat di tvOne.
Baca juga: Vaksin China Tiba di Indonesia, Ahli Sebut Kita Belum Bisa Bergembira
Lebih lanjut dokter Pandu menjelaskan, sebenarnya mudah untuk mengatasi kondisi ini. Kuncinya hanya satu, patuh pada aturan dan protokol kesehatan.
"Kalau kita melakukan aktivitas keluar, selalu 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Itu tiga-tiganya bisa kita lakukan, karena itu akan mengurangi risiko penularan," lanjut dia.
Apalagi, menurut Pandu, di masa PSBB transisi ini banyak orang yang mengabaikan protokol kesehatan, karena menganggap COVID-19 sudah berakhir.
"Karena kan disebut sebagai the new normal, orang anggapnya sudah normal. Jadi, orang menganggap gak perlu memakai masker. Jadi disangkanya corona sudah berakhir. Padahal masih tinggi sekali," kata Pandu.