Peneliti Klaim Vaksin COVID-19 dari China Efektif 96 Persen

Ilustrasi vaksin corona
Sumber :
  • Pixabay/viarami

VIVA – Indonesia melalui Bio Farma segera melakukan uji klinis tahap tiga pada Vaksin COVID-19 dari kerjasama dengan perusahaan Sinovac, China. Agustus 2020 mendatang akan mulai dilakukan proses tersebut dan kini tengah merekrut relawan.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

FK Unpad dipilih menjadi tempat untuk dilaksanakannya uji coba tahap tiga tersebut. Di fase tiga ini, membutuhkan subjek lebih banyak agar menentukan apakah vaksin tersebut adaptif di tubuh setiap orang dengan berbagai karakteristik.

"Dihitung secara statistik, kami perlu 1620 orang. Apakah nanti dalam perjalanannya ada yang sakit atau mengundurkan diri. Di fase tiga, jika selesai maka siap jual dengan izin edar BPOM," ujar Ketua Tim Riset, Prof. Dr. dr. Kusnadi Rusmil Sp.A., dikutip dari YouTube tvOne, Rabu 29 Juli 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca Juga: #TanyaDokter: Benarkah Gatal di Kulit Disebabkan oleh Stres?

Prof Kusnadi mengklaim bahwa vaksin tersebut sudah dalam bentuk siap pakai saat tiba di Indonesia. Artinya, Vaksin Sinovac itu telah teruji klinis pada fase 1 dan 2 sehingga pada fase 3 hanya butuh sampel yang lebih banyak di Indonesia.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Barang sudah jadi tinggal uji klinis saja. 90 persen timbulkan kekebalan, bahkan 96 persen. Fase 1 dan 2 hasilnya segitu. Kalau vaksin ini enggak tinggi (hasilnya), saya enggak mau dimasukkan ke Indonesia," tegasnya.

Setiap relawan yang akan menjadi subjek penelitian, Prof Kusnadi melanjutkan, akan dilakukan cek darah dan EKG serta pemeriksaan medis lainnya. Setelah dinyatakan sehat secara medis, maka imunisasi akan diberikan.

"Sebelum disuntik juga dilihat dulu dia alergi atau tidak di 30 menit pertama apakah ada bengkak, merah, benjolan, dan sebagainya," papar dia.

Jika tak ada kendala secara medis, maka relawan siap diimunisasi. Selesai disuntik vaksin, relawan akan diikuti selama beberapa bulan oleh tim peneliti untuk melihat reaksi vaksin pada tubuh.

"Paling maksimal 7 bulan prosesnya," kata Prof Kusnadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya