Studi Baru Virus Corona Sebabkan Kerusakan Pendengaran pada Pasien

Ilustrasi Gangguan Pendengaran
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pandemi virus corona telah merenggut nyawa lebih dari 1 juta orang lebih dan menginfeksi lebih dari 38,3 juta orang di seluruh dunia. Virus ini diketahui menginfeksi beragam orang dengan berbagai kondisi kesehatan yang menyertai.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Virus ini diketahui menyerang organ pernapasan serta organ-organ tubuh lainnya. Tidak hanya itu saja, baru-baru  ini sebuah penelitian menjelaskan efek serius lainnya dari penyakit ini yakni gangguan pendengaran yang tiba-tiba dan permanen.

Penelitian itu dilakukan oleh University College London dan telah diterbitkan dalam jurnal telaah sejawat BMJ Case Reports.  Para peneliti menemukan bahwa virus corona dapat menyebabkan gangguan pendengaran secara tiba-tiba dan permanen pada beberapa orang. Meskipun kasusnya mungkin tidak umum saat ini, mereka memang membutuhkan perawatan yang cepat.  

Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Baca juga: Kabar Baik, WHO Sebut Infeksi COVID-19 pada Petugas Medis Menurun

Para peneliti melaporkan kasus seorang pria berusia 45 tahun yang menderita asma dan dinyatakan positif COVID-19. Pria itu diketahui dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit dan memakai ventilator selama 30 hari.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Pasien itu diberi perawatan berupa remdesivir, steroid dan diobati dengan transfusi darah. Setelah mendapatkan sejumlah perawatan itu, pasien tersebut perlahan mulai pulih.  

Namun, seminggu setelah dia dipindahkan dari unit perawatan intensif, dia mengalami suara dering (tinnitus) di telinga kirinya dan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan pendengarannya di telinga yang sama. Padahal sebelum dinyatakan positif COVID-19, pasien itu dilaporkan tidak memiliki masalah pendengaran. 
 
Setelah tes lebih lanjut dan evaluasi pasien, para dokter menemukan bahwa tidak ada penyumbatan atau peradangan di saluran telinga atau gendang telinga atau tanda penyakit yang sebelumnya terkait dengan gangguan pendengaran seperti flu, HIV atau kondisi autoimun. 

Baca juga: Mau Makan Siang Pakai Nasi Padang? Begini Triknya Agar Tetap Sehat

Ketika dokter melakukan lebih banyak tes, mereka menemukan bahwa telinga bagian dalam pasien, yang bertanggung jawab untuk mendengar suara, telah rusak.  Setelah mengesampingkan setiap kemungkinan lain, para dokter menyimpulkan bahwa gangguan pendengaran pasien terkait dengan COVID-19.

Para penulis dalam penelitian itu melaporkan bahwa meskipun gangguan pendengaran dan suara dering (tinnitus) telah dikaitkan dengan influenza dan flu, tetapi tidak ada cukup literatur tentang berbagai gejala COVID-19.  

Meskipun ini adalah kasus pertama gangguan pendengaran akibat virus korona yang dilaporkan di Inggris, sejumlah besar pasien COVID-19 juga dilaporkan mengalami perubahan dalam pendengaran mereka dan beberapa kasus gangguan pendengaran telah dilaporkan di seluruh dunia.

Para penelitian menggarisbawahi pentingnya perawatan yang tepat jika telinga atau kerusakan pendengaran pada pasien COVID-19. “Ini benar mengingat kebutuhan untuk segera mengidentifikasi dan mengobati gangguan pendengaran dan kesulitan saat ini dalam mengakses layanan medis.

Dokter harus meminta pasien dalam perawatan intensif tentang gangguan pendengaran dan merujuk mereka untuk perawatan segera, saran mereka," bunyi kesimpulan penelitian itu seperti dilansir dari laman Times of India.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya