-
VIVA – Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung saat ini memang merupakan penyakit baru yang saat ini terus diteliti. Berbagai fakta baru mengenai virus tersebut mulai terungkap, salah satunya adalah munculnya gejala happy hypoxia yang diduga membuat sejumlah pasien COVID-19 meninggal tanpa menunjukkan tanda-tanda sama sekali.
Happy hypoxia adalah penurunan kadar oksigen dalam darah. Kondisi tersebut membuat seseorang mengalami masalah dalam pernapasan berupa sesak napas atau dispnea. Tingkat oksigen darah dalam tubuh kita menentukan jumlah oksigen yang ada dalam sel darah merah (RBC). Ini adalah tingkat hemoglobin yang jenuh oksigen sesuai dengan total hemoglobin dalam darah.
Mempertahankan tingkat oksigen darah yang seimbang dan normal sangat penting bagi orang dewasa dan anak-anak. Orang dengan kondisi medis yang parah seperti penyakit paru obstruktif kronik, asma dan penyakit kardiovaskular harus memantau kadar oksigen darah mereka setiap saat.
Bagaimana cara mengukurnya?
Photo :- U-Report
Kadar oksigen darah dapat diukur dengan dua cara. Salah satunya adalah dengan bantuan pulse oximeter, sebuah perangkat kecil yang dapat dijepitkan ke ujung jari.
Ini menyinari pembuluh darah kecil di jari-jari Anda dan mengukur tingkat saturasi oksigen dalam darah Anda.
Cara lain untuk mengukur tingkat oksigen darah adalah melalui gas darah arteri (ABG). Cara ini adalah tes darah yang tidak hanya mengukur kadar oksigen dalam darah, tetapi juga mendeteksi kadar gas lain dalam darah Anda.