Studi: Penderita Obesitas Paling Berisiko Terkena COVID-19

Orang yang mengalami kegemukan atau obesitas.
Sumber :
  • Pixabay/ cocoparisienne

VIVA – Orang-orang yang memiliki penyakit penyerta, seperti obesitas, diabetes, hipertensi dan lain-lain, lebih berisiko terinfeksi COVID-19 yang lebih parah. Jika melihat pada data statistik, COVID-19 bisa tiba-tiba menjadi parah dan terkadang berakibat fatal pada kelompok ini.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sebuah studi baru menyatakan, orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) yang lebih tinggi, berisiko lebih besar untuk terinfeksi virus corona.

Dilansir dari Times of India, Jumat, 14 Mei 2021, peneliti dari Chaim Sheba Medical Center, Israel, menemukan bahwa orang dengan Indeks massa tubuh lebih tinggi, berpeluang 22 persen lebih besar terjangkit COVID-19 dibanding mereka yang memiliki berat badan normal.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Lebih lanjut, peneliti tersebut menemukan, orang dengan obesitas kelas I (BMI 30.0 - 34.9 kg/m2) 27 persen lebih berisiko terkena COVID-19 dan meningkat menjadi 38 persen pada orang-orang dengan obesitas kelas II (BMI 35.0-39.9 kg)/m2), serta 86 persen lebih banyak pada orang dengan obesitas kelas III atau tidak sehat (BMI sama dengan atau di atas 40,0 kg/m2).

Faktor terkait obesitas, seperti sistem kekebalan bawaan dan adaptif yang disebabkan oleh kelebihan berat badan diyakini terkait dengan peningkatan risiko berbagai viral load.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sementara antara BMI dan infeksi virus ini menunjukkan hubungan serupa, yang mungkin juga ada antara BMI individu dan risiko tertular virus SARS-CoV-2.

Dalam penelitian tersebut, sebanyak 26.030 pasien dievaluasi di seluruh negeri, antara 16 Maret hingga 31 Desember 2020. Dan 1.178 di antaranya dinyatakan positif COVID-19.

Ditemukan bahwa setiap kenaikan 1kg/m2 pada BMI pasien dikaitkan dengan peningkatan risiko 2 persen dari hasil tes positif untuk virus. Para ilmuwan juga menemukan, penderita diabetes dikaitkan dengan risiko 30 persen lebih tinggi terkena COVID-19 dibanding orang yang tidak menderita diabetes.

Sementara orang dengan hipertensi, 6 kali lebih mungkin untuk tertular COVID-19. Anehnya, COVID-19 lebih rendah terkena pada pasien dengan riwayat stroke, yaitu hanya sebesar 39 persen dan penyakit ginjal kronis sebesar 45 persen. Namun, tidak ada penjelasan yang diberikan terkait hal ini.

Temuan penelitian ini juga telah dipresentasikan pada Kongres Obesitas Eropa 2021, yang diadakan antara 10 dan 13 Mei 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya