Pandemi Mirip COVID-19 Diprediksi Muncul Lagi dalam 60 Tahun

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Sebuah studi memberi peringatan bahwa pandemi lain yang skalanya sama dengan COVID-19 kemungkinan besar akan terjadi dalam 60 tahun.

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

Studi itu menyebut, jumlah penyakit yang menyebar di antara manusia diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat dalam beberapa puluh tahun mendatang.

Para ahli di Duke University menemukan bahwa ada dua persen peluang pandemi akan muncul lagi di tahun kapanpun. Mereka memperingatkan bahwa meski pandemi COVID-19 mungkin menjadi wabah virus paling mematikan sejak Flu Spanyol lebih dari seabad lalu, peluangnya adalah itu tidak akan menjadi yang terakhir.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Pesan yang paling penting adalah bahwa pandemi besar seperti COVID-19 dan flu Spanyol relatif mungkin terjadi," ujar penulis studi, Dr William Pan dari Duke University di Amerika Serikat dikutip The Sun.

"Memahami pandemi bukan hal langka yang harus meningkatkan prioritas upaya untuk mencegah dan mengendalikannya di masa depan," lanjut dia.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

Para ahli membuat prediksi tersebut menggunakan skala dan frekuensi wabah selama berabad-abad lalu. Berbagai patogen mematikan diikutkan dalam studi, termasuk wabah, cacar, kolera, tifus dan virus novel influenza.

Meskipun angka di mana pandemi muncul di masa lalu sangat beragam, pola tertentu sudah teridentifikasi. Ini memungkinkan para peneliti untuk mengkalkulasi seberapa besar kemungkinan peristiwa dengan skala mirip akan terjadi lagi.

Kemungkinan merebaknya penyakit novel kemungkinan akan meningkat tiga kali lipat di beberapa dekade mendatang, para peneliti memperingatkan.

Pandemi yang skalanya mirip dengan COVID-19 karenanya bisa terjadi dalam 59 tahun ke depan.

"Itu bukan artinya kita bisa bergantung pada 59 tahun penangguhan dari pandemi seperti COVID-19, atau kita masih jauh dari kehancuran pada skala flu Spanyol selama 300 tahun lagi," kata rekan penulis studi Profesor Gabriel Katul.

"Saat banjir 100 tahun terjadi hari ini, seseorang akan secara keliru menganggap bahwa seseorang mampu menunggu 100 tahun sebelum mengalami peristiwa sama. Anggapan ini salah. Seseorang bisa mengalami banjir 100 tahun lainnya tahun depan," lanjutnya.

Eksplorasi lebih mendalam mengenai kenapa pandemi mematikan berpeluang besar terjadi dan bagaimana melawannya dibutuhkan.

"Ini menunjukkan pentingnya respons dini terhadap merebaknya penyakit dan membangun kapasitas untuk pemantauan pandemi di skala lokal dan global, begitu juga dengan merencanakan agenda riset untuk memahami kenapa wabah besar menjadi lebih umum," tambah Dr Pann.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya